kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Penjualan Senjata Mainan di Aceh Tamiang Meningkat Selama Lebaran

Penjualan Senjata Mainan di Aceh Tamiang Meningkat Selama Lebaran

Jum`at, 14 Mei 2021 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : MHV

Gambar Ilustrasi. Foto : Ist


DIALEKSIS.COM | Aceh Tamiang - Jumlah omzet penjualan senjata mainan oleh sejumlah pedagang musiman di Upah Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang meningkat sampai hari raya kedua Idul Fitri 1442 Hijriyah.

"Biasanya kami hanya mampu mendapatkan penjualan sebesar Rp200 ribu hingga Rp400 ribu per hari, tapi selama dua hari ini, omzet kami meningkat menjadi Rp1,2 juta hingga Rp 1,7 juta per hari," kata Wahyu, seorang pedagang warga Upah Kecamatan Bendahara kepada Dialeksis.com, Jumat (14/5/2021).

Senjata mainan yang dijual tersebut dijual dengan harga bervariasi. Untuk senjata jenis pistol misalnya, ia menjualnya seharga Rp25 ribu per unit. Sedangkan untuk jenis senjata berukuran sedang dijual berkisar Rp40 ribu dan Rp50 ribu per unitnya.

Namun untuk senjata mainan dengan ukuran besar, para pedagang menjualnya dengan harga Rp75 ribu hingga Rp100 ribu per unit.

Senjata mainan ini ia beli di Kota Kualasimpang dan Kota Medan, Sumatera Utara dan selanjutnya dijual bersama dengan sejumlah pedagang lainnya. Wahyu mengaku baru menjual senjata mainan dalam dua tahun ini dan sampai saat ini masih dilakukan, karena sangat menjanjikan untuk memenuhi pendapatan keluarga dan kebutuhan sehari-hari.

"Alhamdulillah, pendapatan dari menjual mainan ini benar-benar sangat membantu ekonomi keluarga," kata Wahyu. 

Hal senada juga diungkapkan Rasyid pedagang asal Kota Kualasimpang. Meski pendapatan yang ia peroleh hanya berkisar Rp600 ribu hingga Rp700 ribu per hari, hal ini sudah membuat dirinya bahagia.

Mereka berharap usaha menjual senjata mainan yang dilakoni oleh sejumlah pedagang musiman tersebut tidak ditertibkan oleh pihak terkait, karena sangat membantu pendapatan masyarakat ekonomi rendah.

"Sebelum Lebaran saya jualan kue kering kiloan, tapi karena sudah Lebaran, saya jual senjata mainan. Pendapatannya sangat lumayan," katanya girang.

Seperti diketahui, salah satu tradisi anak-anak di Aceh ketika hari raya tiba yakni main perang-perangan bersama teman-temannya. Hal ini dilakukan karena anak-anak di daerah dengan julukan "Serambi Mekkah" ini memang menggemari permainan perang layaknya film laga dan kerap dilakukan di setiap sudut kota atau di Kampung. [MHV]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda