kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Penyidik Memiliki Keahlian dan Mampu Ungkap Kasus Penembakan di Aceh

Penyidik Memiliki Keahlian dan Mampu Ungkap Kasus Penembakan di Aceh

Sabtu, 30 Oktober 2021 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baga

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Aceh dikejutkan dengan adanya dua insiden penembakan. Dengan waktu dan lokasi yang jauh berbeda, walau kejadianya di hari yang sama. Satu insiden itu merengut nyawa Kapten.Inf. Abdul Majid, Dantim Bais yang bertugas di Pidie.

Soal penembakan Kapten.Inf. Abdul Majid kasusnya dalam penyelidikan POM TNI. Sementara kasus penembakan Pos Polisi Panton Reu, di Jalan Meulaboh-Tutut, kawasan Desa Manggie, Kecamatan Panton Reu, Aceh Barat, polisi sudah mengamankan lima orang yang diduga sebagai pelaku, walau kini statusnya masih sebagai saksi.

Pengamat politik dan keamanan dan berbagai pihak menilai, pihak penyidik di dua intitusi yang menangani dua kasus penembakan,mampu mengungkapkan kedua kasus itu. Mereka memiliki keahlian dan kemampuan untuk mengungkapnya.

Kasus penembakan di Pidie yang telah merengut nyawa Kapten Inf Abdul Majid, Kamis (28/10/2021) sekitar pukul 17.15 WIB. Insiden itu berlangsung di Jurong Lhok Krincong Gampong Lhok Panah Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie.

Almarhum Kapten Inf. Abdul Majid sedang mengendarai mobil Toyota Fortuner warna putih dengan nomor polisi BL-1598-NH. Belum diketahui secara pasti bagaimana kronologis kejadian, sehingga almarhum Kapten Inf Abdul Majid menghembuskan nafas terahir akibat kejadian penembakan itu.

Pihak penyidik dari POM TNI belum berkenan memberikan keterangan, karena pihaknya sedang menyelidiki kasus itu. Sementara, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Iskandar Muda Kolonel Arh Sudrajat saat dikonfirmasi Dialeksis.com, menyatakan kasus penembakan itu masih dalam penyelidikan.

Sementara kasus penembakan Pos Polisi Panton Reu, di Jalan Meulaboh-Tutut, kawasan Desa Manggie, Kecamatan Panton Reu, Aceh Barat, Kamis (28/10/2021) sekitar pukul 03.15 pagi WIB, pihak polisi sudah mengamankan lima terduga pelaku.

Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy menyebutkan, dalam keteranganya menjawab media menyebutkan, pihaknya sudah mengamankan lima orang terduga pelaku penembakan pos polisi di Kecamatan Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat, Kamis (28/10) dini hari.

"Kita sudah mengamankan 5 orang. Tetapi masih kita lakukan pendalaman dan pemeriksaan untuk cek alibi mereka dan motifnya," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy, Jumat (29/10/2021). Penembakan pos polisi ini tidak terkait dengan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Winardy menambahkan, saat sekarang ini pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap lima orang yang diamankan, bagaimana peran mereka terlibat dalam peristiwa itu dan motifnya. Masih terus dilakukan pemeriksaan dan masih butuh pendalaman,” sebut Winardy.

Winardy juga menyayangkan adanya peristiwa penembakan tersebut. Disaat masyarakat dan semua elemen sedang bekerja keras untuk menanggulangi Covid-19. Namun, masih ada juga oknum yang melakukan aksi yang dapat mempengaruhi Kamtibmas.

"Kami sedang memburu pelaku, kami minta masyarakat harap tenang dan jangan terprovokasi," jelas Kabid Humas Polda Aceh, dalam keteranganya kepada media.

Soal penembakan di Pidie yang merengut nyawa Kapten.Inf. Abdul Majid, Kabid Humas Polda Aceh Winardy menjelaskan kasus itu merupakan ranah POM TNI. Namun, Polda Aceh siap membantu untuk mengungkap pelaku dan motifnya, sebut Winardy seperti dilansir Kompas.com.

Menanggapi insiden penembakan di Aceh, Pengamat Politik dan Keamanan, Aryos Nivada, ketika diminta tanggapanya, dia menyakini pihak TNI-POLRI mempunyai kemampuan dan keahlian dalam mengungkapkan kasus itu.

Pihak penyidik menurutnya mampu memenuhi harapan publik Aceh untuk mengungkapkan kasus penembakan itu secara terang benderang.

"Mulai dari mengungkapkan pelaku, motif, dan modus penembakan. Sehingga menjadi satu kejelasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum," ujar Pendiri Jaringan Survei Inisiatif (JSI) itu.

Aryos menegaskan, kejadian penembakan itu jangan sampai menjalar pada instabilitas keamanan sehingga perlu ekstra cepat dalam penyelesaian kasusnya.

Menurutnya, kedamaian di Aceh wajib dipertahankan dan dilestarikan jangan sampai disebabkan kasus penembakan itu membuat kondisi perdamaian di Aceh kembali terguncang.

"Siapapun pelakunya harus diberikan efek jera melalui hukuman berat sehingga tidak akan mengulangi hal serupa," ungkapnya.

Dari peristiwa itu, lanjutnya, masyarakat harus menjaga diri agar tidak terprovokasi dan memberikan dukungan kuat kepada TNI-POLRI untuk mengungkap kasus ini secara transparan.

Soal penembakan di Pidie yang merengut nyawa Kapten Inf Abdul Majid, Koordinator KontraS Aceh, Hendra Saputra memberikan penilaian. Menurutnya, kasus penembakan itu dilakukan dengan jarak yang sangat dekat.

“Karena penembakan itu, dari yang kita lihat pintu sampingnya itu tembus, tapi kalau penembakannya dilakukan dari jarak yang jauh, itu tidak akan mungkin bisa se akurat itu,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Sabtu (30/10/2021).

Dirinya mengatakan, makanya dalam hal ini, polisi harus bekerja dan berperan aktif dalam membongkar kasus ini. “Dan ini tidak akan merembet ke situasi yang sangat panjang,” katanya.

Disatu sisi, Hendra menyampaikan, agar masyarakat untuk tidak resah dengan situasi ini. “Artinya ini situasi yang menurut kita, belum menuju eskalasi konflik. Karena faktor pemicunya tidak memenuhi syarat untuk terjadinya konflik. Namun, khawatirnya kita ini bisa jadi ada kaitan dengan politik dan bisnis, ataupun bisa jadi ada persoalan-persoalan apa yang terjadi secara personal diantara mereka,” ujarnya.

Oleh karena itu, Kata Hendra, dalam hal ini, Polisi harus benar-benar pro aktif dalam menangani kasus ini, dan harus membuka seterang-terangnya motifnya apa, jangan hanya sekedar mengejar dan menangkap pelaku.

“Ada apa motif dibalik ini?, makanya, kita sangat mendorong pihak kepolisian lagi-lagi membongkar secara terang-terangan, secara lebih jelas terkait dengan kasus ini, walaupun korbannya tentara,” kata Hendara.

“Kalaupun pelakunya warga sipil ataupun sesama tentara, maka kita sangat berharap harus membuka takbirnya harus seterang oleh pihak yang instusi keamanan ataupun kepolisian. Jika pelakunya adalah sesama tentara maka ini sudah ranah Polisi Militer (PM/POM),” pungkasnya.

Bagaimana kisah penembakan di Aceh ini, publik sangat berharap pihak penyidik yang menangani kasus ini dapat mengungkapkanya dan memberikan penjelasan. Publik menyakini pihak penyidik memiliki keahlian dan kemampuan dalam mengungkapkan kasus penembakan di Bumi Serambi Mekkah ini.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda