Peran Penting Pokjanal Posyandu Terlibat Penanganan Covid-19
Font: Ukuran: - +
Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, menjadi pemateri dalam Pertemuan Koordinasi Pokjanal Posyandu se-Aceh tahun 2020 yang diselenggarakan secara daring di Pendopo Wakil Gubernur Aceh, Banda Aceh, Selasa (25/8/2020).
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Peranan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Pembina Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam mengedukasi pencegahan penularan Covid-19 sangatlah penting dan strategis di tengah pandemi, karena dianggap mampu meningkatkan pemahaman serta kewaspadaan masyarakat khususnya bagi ibu hamil dan balita di pedesaan saat menerima pelayanan kesehatan.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, saat menjadi pemateri dalam Pertemuan Koordinasi Pokjanal Posyandu se-Aceh tahun 2020 yang diselenggarakan secara daring di Pendopo Wakil Gubernur Aceh, Banda Aceh, Selasa (25/8/2020).
"Kita sedang mengalami masalah serius terkait wabah Covid-19. Tentunya sangat tepat dengan adanya keterlibatan Posyandu dalam membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan mengedukasi penerapan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah ancaman virus corona," kata Dyah.
Dyah mengatakan, keterlibatan Pokjanal Posyandu dalam pencegahan Covid-19 merupakan hal wajar. Sebab, Posyandu memiliki peran yang cukup penting sebagai salah satu sistem pelayanan kesehatan dasar masyarakat khususnya di kawasan perdesaan.
Bahkan peranan Posyandu, kata Dyah, telah mendapatkan pengakuan dunia karena telah aktif bekerja guna membantu pemerintah dalam mensosialisasikan berbagai pelayanan sosial, kesehatan dan tak terkecuali edukasi pencegahan Covid-19.
Sebagai mana diketahui Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan sosial dan kesehatan bersumber daya dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan tujuan pemberdayaan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat di pedesaan dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Ia menyebutkan, ada tiga layanan utama yang dijalankan secara terintegrasi oleh Posyandu di Aceh, yaitu pelayanan kesehatan dasar bagi ibu hamil dan balita, layanan informasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan layanan Bina Keluarga Balita.
"Ketiga layanan ini memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya. Karena itu keberadaan Posyandu terus kita perkuat di Aceh dengan berbagai pelatihan agar misi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dapat tercapai," ujar Dyah.
Tapi, di tengah pandemi Covid-19 yang masih menghantui masayarakat dan cenderung meningkat kasusnya membuat pemerintah harus memberi perhatian lebih besar bagi penanganan Covid-19. Sampai hari ini tercatat sudah lebih dari 1.240 kasus orang di Aceh yang terinfeksi virus corona, di mana sebanyak 647 orang di antaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit.
"Di tengah hiruk pikuk Covid ini, kita jangan lupa juga ternyata Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dan Angka Kematian Bayi (AKB) juga cukup tinggi," kata Dyah
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Aceh mencatat, pada tahun 2019 AKI di Aceh capai 172 per 100 ribu kelahiran. Sementara AKB mencapai 15 per 1000 kelahiran, dan angka stunting di Aceh sampai saat ini capai 36,3 persen artinya masih relatif tinggi.
"Berdasarkan data tersebut, menunjukkan adanya indikasi peningkatan AKI dan AKB dan kian beragamnya masalah kesehatan sosial dasar di masa pandemi covid ini. tidak hanya menghadirkan ancaman bagi kesehatan masyarakat, tapi juga menghadirkan efek sosial yang sangat signifikan," pungkas Dyah.
Oleh sebab itu, Dyah berharap, di tengah pandemi Covid-19 Posyandu harus bisa bekerja ekstra untuk meberikan pelayanan kesehatan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sehingga kesehatan i u hamil dan balita tetap terjaga serta ikut serta mendukung kampanye pencegahan Covid-19 guna memutus rantai penularan. [Rls]