DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Dayah Darul Mujahidin yang berlokasi di Gampong Blang Weu Panjoe, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (22/9/2025).
Acara ini tidak hanya menjadi momentum spiritual, tetapi juga wadah mempererat persaudaraan sesama umat Islam, khususnya di kalangan dayah dan masyarakat Aceh.
Ketua Ikatan Muslim Aceh Meudaulat (IMAM) yang juga Pimpinan Dayah Darul Mujahidin, Tgk Muslim At Thahiri, menegaskan bahwa Maulid Nabi merupakan momen penting untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah di tengah kondisi masyarakat yang semakin beragam.
“Tema utama dari peringatan Maulid ini adalah memperkuat ukhuwah Islamiyah. Kita melihat sekarang banyak kelompok yang muncul, bahkan sesama Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) pun terkadang saling menuding,” ungkap Tgk Muslim kepada wartawan dialeksis.com.
Tgk Muslim mengaku prihatin dengan fenomena saling klaim dan tuding-menuding yang kerap terjadi di kalangan sesama dayah. Menurutnya, kondisi ini berpotensi melemahkan peran ulama dalam menjaga akidah umat.
“Maksud saya, sesama dayah kadang-kadang saling menuding. Padahal kita sama-sama berpegang pada manhaj Aswaja. Maka melalui momentum Maulid ini, kita berharap agar tidak ada lagi yang saling mengkafirkan atau melemahkan sesama sendiri,” ujarnya.
Lebih jauh, Tgk Muslim menyampaikan harapan besar kepada Pemerintah Aceh, khususnya Gubernur, agar dapat mengambil peran dalam menyatukan kelompok-kelompok yang ada di Aceh.
“Kita harap kepada Gubernur Aceh juga untuk mempersatukan. Semua kelompok yang ada di Aceh bisa duduk bersama, khususnya yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah. Dibuat sebuah muzakarah atau pembahasan, agar kita mencari titik persamaan maupun perbedaan. Dengan begitu, perbedaan itu tidak membahayakan bagi pengikut-pengikut dan tidak menimbulkan permusuhan,” jelasnya.
Menurut Tgk Muslim, peringatan Maulid tidak hanya sebatas tradisi keagamaan, tetapi juga memiliki makna sosial yang dalam.
Ia menilai, Maulid harus menjadi sarana mempererat silaturahmi, menyatukan berbagai perbedaan, serta memperkokoh komitmen umat Islam di Aceh dalam menjalankan syariat.
“Maulid adalah momentum kita kembali kepada teladan Rasulullah SAW, yang selalu menekankan persaudaraan, kasih sayang, dan persatuan. Maka Aceh yang bersyariat harus menjadikan nilai-nilai itu sebagai pijakan,” pungkas Tgk Muslim. [nh]