kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Petani Lhokseumawe Tanam Perdana Bawang Merah 10 Hektare

Petani Lhokseumawe Tanam Perdana Bawang Merah 10 Hektare

Minggu, 07 Januari 2024 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Forkopimda Lhokseumawe bersama Kelompok Inovasi Tani Mandiri Blang Buloh, Kecamatan Blang Mangat menanam bawang merah perdana, Sabtu (6/1/2024), bertujuan percepatan pengembangan kawasan bawang merah sebagai upaya menjaga ketahanan pangan dari pemanfaatan lahan tidur di Aceh. [Foto: Humas Pemko LSM]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Dalam rangka percepatan pengembangan kawasan bawang merah sebagai upaya menjaga ketahanan pangan dari pemanfaatan lahan tidur di Aceh, Kelompok Inovasi Tani Mandiri Blang Buloh, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe menanam 10 hektare bawang merah perdana, Sabtu (6/1/2024). 

Penjabat Wali Kota Lhokseumawe, A Hanan, SP, MM mengatakan 7.500 kg bibit bawang merah serta 3,5 ton pupuk tersebut bantuan dari Kementerian Pertanian tahun anggaran 2023, namun pelaksanaannya berlangsung 2024. 

“10 hektare tersebut di lima titik,” ujar Pj Wali Kota.

Dirinya menyebutkan pengembangan bawang merah dikawal khusus oleh penyuluh pertanian. A Hanan memiliki harapan besar pada penanaman bawang merah ini mampu meningkatkan ekonomi daerah setempat. 

"Jika areal penanamannya baik dan subur serta perawatannya bagus, hasil panen dari produksi bawang merah tersebut mencapai 13 ton," sebutnya.

 A Hanan menyampaikan pihaknya sudah berkoordinasi untuk membuat pasar tani di Kota Lhokseumawe. 

"Harapannya pendapatan petani meningkat, petani lebih diuntungkan dan konsumen juga diuntungkan,” ucap Pj Wali Kota.

Sementara itu, Sekretaris Kelompok Inovasi Tani Mandiri Blang Buloh, Hamdani mengatakan penanaman bawang merah perdana yang dilakukan di daerahnya membutuhkan dukungan dari pihak terkait agar programnya sukses. 

“Harapan kami. Blang Buloh ini menjadi sentral bawang merah,” harap Hamdani. 

Ia menyatakan tidak ada kendala dalam penanaman bawang merah ini, disebutkan juga lahan dipakai dipinjampakaikan oleh warga. Pengolahan tanah juga dilakukan secara swadaya secara manual. Dan pemerintah yang menyediakan bibit, pupuk. 

“Hanya saja kita butuh traktor untuk memudahkan menggarap lahan, karena sebelumnya dilakukan secara manual,” pungkas Hamdani. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda