[For Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Diskusi ringan dilakukan oleh pengurus Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Aceh kamis (18/2/2021) yang bertempat di Rumoh PISPI Aceh Lamteh Ulee Kareng Banda Aceh. 

Merespon perihal predikat kemiskinan yang disandang provinsi Aceh pada 15 Februari 2021, BPS Aceh memublikasikan data kemiskinan terbaru per September 2020 jumlah penduduk miskin di Aceh 833.000 jiwa dari 809.000 atau naik 15,34 persen.

Terkait hal tersebut ketua PISPI Aceh, Azanuddin Kurnia, S.P, M.P pengembangan sektor pertanian menjadi solusi strategis berantas kemiskinan di Aceh.

Integrasi sektor pertanian harus menjadi Acuan stakeholder sehingga terjadi kesinambungan dari hulu hingga hilirisasi sebuah produk sehingga mampu memberikan value added bagi kesejahteraan rakyat. 

Sebagai contoh komoditi kopi arabika gayo yang terintegritas dan menjadi komoditi andalan daerah telah mampu menumbuhkan stabilitas ekonomi. 

Pada lain kesempatan juga berhadir Dr. Teddy Dirhamsyah, S.P M.A.B sebagai koordinator pendayagunaan perkebunan Puslitbang Kemetrian Pertanian menyampaikan hal senada bahwa agro industri menjadi kunci penguatan perekonomian khususnya petani. Sebagai contoh komoditi kelapa tidak hanya dijual buah saja namun dapat dilakukan pengolahan seperti minuman isotonik, santan, powder, kelapa jelly hingga karbon batok kelapa. 

Teddy juga menjabat sebagai Dewan pakar BPP PISPI nasional menambahkan kehadiran agro industri dapat membuka lapangan pekerjaan secara luas.

Diharapkan Pemerintah Daerah mendesign konsep pertanian terintegritas dan berkelanjutan sehingga Pemerintah Pusat dapat mendukung percepatan penguatan ekonomi untuk menurunkan angka kemiskinan.

PISPI Aceh sangat siap menjadi ujung tombak konstruktif kemajuan sektor pertanian Aceh, dimana secara keseluruhan pengurus adalah berprofesi sebagai alumni pertanian.