PJ Gubernur Aceh Ajak Atlet PON Ikut Kenduri Maulid
Font: Ukuran: - +
PJ Gubernur Aceh Safrizal ZA mengajak atlet PON mengikuti kenduri Maulid. [Foto: Humas Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, mengungkapkan bahwa meski ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut masih berlangsung, rakyat Aceh mulai mengadakan kenduri maulid selama 100 hari ke depan, yang dimulai hari ini, Senin (16/9/2024).
Kenduri ini berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan diikuti oleh sekitar 5,3 juta penduduk Aceh.
“Perayaan Maulid selama 100 hari di Aceh adalah tradisi unik yang tidak ada di daerah lain. Ini menjadi salah satu ciri khas Aceh dalam mengambil inspirasi dari kehidupan Nabi Muhammad dan menerapkannya dalam keseharian,” ujar Safrizal dalam acara yang digelar di Banda Aceh.
Ia juga mengajak masyarakat Aceh yang mengadakan kenduri untuk mengundang para atlet PON yang tengah berada di Aceh. Menurutnya, hal ini akan menjadi kenangan yang indah bagi kontingen dari luar daerah yang dapat mereka bawa pulang sebagai pengalaman berharga.
"Kita tunjukkan keramahan rakyat Aceh kepada para kontingen PON XXI Aceh-Sumut melalui diplomasi kuliner," tambahnya.
Sebagai lulusan terbaik STPDN Angkatan I, Safrizal mengedepankan aspek kebudayaan dan persahabatan dalam perhelatan besar ini.
Sebelumnya, dalam peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada Ahad (15/9/2024), Safrizal menyampaikan pentingnya kepemimpinan yang berlandaskan pada ajaran Nabi Muhammad SAW. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa kemajuan suatu negeri sangat bergantung pada integritas pemimpinnya.
“Tidak ada negeri yang bisa maju jika pemimpinnya tidak amanah, jujur, fatanah (cerdas), dan adil. Seorang pemimpin harus jujur kepada diri sendiri dan rakyat, serta amanah dalam menjalankan tanggung jawab yang diberikan,” tegas mantan lurah di Kota Lhokseumawe pada era 1990-an tersebut.
Safrizal juga mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk memanfaatkan peringatan Maulid Nabi ini sebagai momentum refleksi diri dan peningkatan kualitas hidup.
Dengan memperkuat penerapan Syariat Islam dan mengikuti sunnah Nabi, ia berharap Aceh dapat mengatasi berbagai tantangan sosial dan ekonomi, serta mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan.[*]