kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Polemik TOA Belum Selesai, Kini Kriteria Hilal Juga Mau Diganti

Polemik TOA Belum Selesai, Kini Kriteria Hilal Juga Mau Diganti

Kamis, 24 Februari 2022 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi. [Foto: Antara/Ahmad Subaidi]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) tahun ini mulai menggunakan kriteria baru penentuan awal bulan Hijriyah. Kriteria itu mengacu hasil kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (Mabims) pada 2021.

Selama ini, kriteria hilal (bulan) awal Hijriyah adalah ketinggian 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam.

Mabims bersepakat untuk mengubah kriteria tersebut menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan surat bersama ad referendum pada 2021 terkait penggunaan kriteria baru Mabims di Indonesia mulai 2022.

Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengungkapkan kriteria Mabims baru ini merupakan hasil Muzakarah Rukyah dan Takwim Islam Mabims pada 2016 di Malaysia.

Hal ini diperkuat oleh Seminar Internasional Fikih Falak di Jakarta yang menghasilkan Rekomendasi Jakarta tahun 2017.

“Oleh karena itu, Kementerian Agama menetapkan untuk menggunakan kriteria baru yang disepakati oleh negara-negara anggota Mabims,” Kata Kamaruddin dalam pertemuan ahli Hisab Rukyat Tahun 2022 di Serpong, Tangerang Selatan, kemarin.

Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Ditjen Bimas Islam, Ismail Fahmi, menjelaskan perubahan kriteria penanggalan hijriah dilakukan Mabims sebagai jawaban atas banyaknya masukan terhadap kriteria 2 derajat dan elongasi 3 derajat. Diskusi tentang hal ini sebenarnya sudah dilakukan sejak 2012.

Pada 2016, Menteri Agama anggota Mabims menyepakati untuk menggunakan kriteria baru yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. “Kriteria ini disepakati untuk digunakan pada 2018, tapi urung digunakan sampai 2021 kemarin,” ujar Ismail.

Kemudian, pada 2021, komitmen tersebut kemudian disepakati bersama dengan penandatanganan surat bersama ad referendum terkait penggunaan kriteria baru MABIMS di Indonesia pada 2022.

Ismail mengatakan penerapan kriteria baru Mabims akan berdampak pada perubahan dalam penghitungan (hisab) awal bulan hijriah.

“Secara hisab, diprediksi akan ada perubahan awal Ramadan dan Zulhijah 1443 H dan Safar 1444 H. Kita akan ubah sesuai dengan kriteria baru, kemudian sosialisasikan kepada masyarakat dan membuat surat edaran yang akan diberikan kepada ormas-ormas Islam,” kata Ismail. (Wartaekonomi)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda