kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Potensi Alam yang Menjanjikan, Almuniza Kamal Harap Desa Suka Tani Jadi Wisata Maju di Aceh Besar

Potensi Alam yang Menjanjikan, Almuniza Kamal Harap Desa Suka Tani Jadi Wisata Maju di Aceh Besar

Minggu, 13 November 2022 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal. [Foto: Infopublik]


DIALEKSIS.COM | Aceh Besar - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal mengharapkan Desa Suka Tani Jantho menjadi kekuatan baru dalam mempromosikan pariwisata di Aceh Besar.

Dalam melestarikan budaya daerah dan juga sekaligus mempromosikan wisata Krueng Jalin Disbudpar Aceh melalui UPTD Taman Seni dan Budaya menggelar apresiasi seni daerah Aceh bertajuk ‘Saweu Gampong: Pejroh Seni dan Budaya’ di Desa Suka Tani, Jantho, Aceh Besar pada 11-12 November 2022 lalu. 

Almuniza mengatakan, Desa Suka Tani merupakan salah satu daerah konflik sebelum perdamaian GAM-RI. Dia mengatakan, Desa Suka Tani memiliki pesona alam yang sangat menjanjikan untuk menarik para wisatawan. 

“Ini merupakan salah potensi yang membuat kita ingin memanfaatkan potensi yang ada di Desa Suka Tani. Ini memang penting bagi Desa ini, dan tentunya juga bagi penduduknya,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Minggu (13/11/2022) lewat pesan Whatsapp.

Lanjutnya, Dia meyakini, dengan kekompakan penduduk setempat, Desa Suka Tani dapat menjadi destinasi wisata yang maju dan tentunya akan berdampak pada ekonomi warga setempat. 

Bahkan, menurutnya, dengan potensi alam yang sangat menjanjikan, Desa Suka Tani bisa saja masuk dalam Top Ten Khazanah Piasan Nanggroe tahun depan. Maka, karena itu ini harus dikelola dengan baik.

“Kita akan siapkan pelatihan juga untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk warga setempat. Sadar Wisata, manajemen pengelolaan kawasan wisata, dan tentunya skill lainnya pendukungan dari potensi wisata alam yang dimiliki desa suka tani,” ujarnya. 

Oleh karenanya, Ia sangat mengharapkan melestarikan budaya juga harus selaras dengan menghidupkan pariwisata. “Dua komponen itu harus berjalan beriringan dengan tetap mengedepankan kolaborasi, inovasi dan adaptasi tanpa meninggalkan kearifan lokal,” pungkasnya. [ftr/bna]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda