DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Prevalensi stunting di Aceh mengalami penurunan berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, yakni dari 31,2% (SSGI 2022) menjadi 29,4%. Artinya, angka stunting di Aceh turun sebesar 1,8%.
Beberapa daerah masih mencatat angka stunting yang tinggi, seperti Aceh Selatan (40,2%), Aceh Tamiang (35,9%), Aceh Singkil (34,1%), Aceh Jaya (34,0%), dan Aceh Barat (33,4%). Sementara itu, daerah dengan angka stunting terendah adalah Gayo Lues (15,4%), Kota Lhokseumawe (20,7%), Banda Aceh (21,7%), Aceh Tengah (23,6%), dan Aceh Utara (25,2%).
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, SKM, M.Kes, menegaskan bahwa pihaknya terus menggenjot strategi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) sebagai upaya pencegahan stunting di Aceh.
“Pelaksanaan Genting ini tidak menggunakan dana pemerintah, tetapi melibatkan berbagai pihak, seperti BUMN, BUMD, swasta, individu, LSM/komunitas, perguruan tinggi, hingga media,” jelas Safrina kepada Dialeksis, Senin (10/3/2025).
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergotong royong dalam program ini agar semakin banyak anak-anak yang mendapatkan perhatian dan intervensi gizi yang lebih baik.
Ia menyampaikan, Genting merupakan implementasi dari misi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, khususnya dalam pemberantasan kemiskinan serta penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Selain Genting, BKKBN Aceh juga menjalankan berbagai program lain untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, seperti Taman Asuh Anak, Gerakan Lansia Berjaya/Sekolah Lansia, Generasi Berencana (Genre), Gerakan Ayah Teladan, dan program prioritas lainnya.
“Semua ini kita lakukan agar generasi Aceh ke depan tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki masa depan yang lebih baik,” tutupnya.