Jum`at, 19 September 2025
Beranda / Berita / Aceh / Program MBG di Bireuen Dinilai Banyak Manfaat, Kajari Minta Publik Bijak Menyikapi

Program MBG di Bireuen Dinilai Banyak Manfaat, Kajari Minta Publik Bijak Menyikapi

Jum`at, 19 September 2025 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bireuen, H. Munawal Hadi, SH, MH. Dokumen untuk dialeksis.com. 


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah pusat demi meningkatkan gizi anak sekolah dasar kembali menjadi sorotan publik di Kabupaten Bireuen. 

Sorotan ini muncul setelah adanya laporan masyarakat tentang murid SDIT Azkia Kota Bireuen yang menemukan ulat pada lauk udang saat santap siang di sekolah, Kamis (18/9/2025).

Kasus tersebut sontak menyebar di media sosial dan memantik diskusi publik. Banyak pihak mempertanyakan standar kebersihan dan pengawasan terhadap makanan yang disajikan dalam program MBG.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bireuen, H. Munawal Hadi, SH, MH, meminta agar masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan hal yang berlebihan.

“Bukan belatung, bang, tapi ulat yang berasal dari buah salak yang busuk. Itu pun hanya satu yang kami temukan,” jelas Munawal Hadi saat dimintai tanggapan media dialeksis.com, Jumat (19/9/2025).

Menurutnya, kasus tersebut sebenarnya hanya insiden kecil yang terjadi di lapangan, namun kemudian dibesar-besarkan hingga menutupi manfaat utama program MBG. Ia menegaskan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan program di Kabupaten Bireuen berjalan baik dan memberikan dampak positif.

“Program MBG ini banyak manfaatnya di Kabupaten Bireuen. Selain siswa mendapatkan makanan bergizi, juga menyerap tenaga kerja serta menambah perputaran uang di daerah,” ungkapnya.

Kajari Bireuen juga menambahkan bahwa temuan makanan yang basi hanya terjadi dalam jumlah yang sangat kecil dan tidak merepresentasikan keseluruhan kualitas program.

“Yang basi itu juga sebagian kecil saja. Yang lain tidak ada masalah. Jadi menurut saya terlalu diheboh-hebohkan,” tegas Munawal.

Meski demikian, Munawal tidak menampik pentingnya pengawasan berlapis terhadap jalannya program MBG. 

Menurutnya, kepercayaan publik harus dijaga agar tujuan utama peningkatan gizi siswa benar-benar tercapai.

Ia menilai, koordinasi antara pihak sekolah, penyedia jasa katering, hingga dinas terkait perlu diperkuat agar insiden serupa tidak terulang.

“Kalau ada temuan seperti ini, tentu harus menjadi bahan evaluasi bersama. Tapi bukan berarti programnya gagal. Justru harus kita jaga supaya terus memberi manfaat bagi anak-anak sekolah kita,” ujarnya.

Di Bireuen sendiri, program MBG tidak hanya menyasar pemenuhan kebutuhan gizi murid sekolah dasar, tetapi juga membuka lapangan kerja baru. 

Banyak pelaku UMKM lokal, petani, hingga nelayan yang ikut merasakan dampak dari rantai suplai bahan makanan untuk program ini.

“Perputaran uang di Bireuen juga meningkat karena bahan makanan dibeli dari pasar lokal. Jadi manfaatnya cukup luas,” tambah Munawal.

Ia berharap masyarakat dapat melihat program ini secara lebih proporsional, bukan hanya dari insiden sesaat. Kajari Bireuen menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawasi jalannya program, terutama untuk memastikan tidak ada praktik penyalahgunaan anggaran maupun kelalaian yang merugikan publik.

“Ke depan, kami tetap mendukung program ini berjalan dengan baik. Insyaallah dengan pengawasan yang ketat, kualitas makanan bisa terus dijaga dan anak-anak kita bisa menikmati manfaatnya secara utuh,” pungkas Munawal Hadi.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
bpka - maulid