kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / PT Arun Dijadikan Sebagai Penyimpanan Gas Terbesar, Tersimpan Banyak Harapan Didalamnya

PT Arun Dijadikan Sebagai Penyimpanan Gas Terbesar, Tersimpan Banyak Harapan Didalamnya

Jum`at, 12 November 2021 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh, Nasrul Hadi. [Foto: Ist]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Lokasi PT Arun Gas di Kota Lhokseuamwe direncanakan akan dikembangkan sebagai tempat penyimpan Gas terbesar di Indonesia. Sumur Gas yang sudah tak produktif dan segala perangkat teknologi produksi di perusahaan itu akan dikembangkan kembali agar bisa difungsikan sebagai tempat penyimpan gas CO2 dengan jumlah besar.

Hal tersebut disampaikan dalam rapat pembahasan lanjutan rencana studi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Lapangan Arun antara Pemerintah Aceh, PT PEMA dan pihak perusahaan ODIN Reservoir Consultant-Australia, di Jakarta pada Selasa (9/11/2021).

Konsultan perusahaan ODIN Reservoir Consultant-Australia, Andang Bachtiar mengatakan, gas di lapangan PT Arun yang kini telah kosong dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai tempat penyimpanan gas dari berbagai tempat produksi gas yang masih aktif baik di Aceh maupun diseluruh Indonesia.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh, Nasrul Hadi mengatakan, ini merupakan hal yang baik dan tersimpan banyak harapan untuk Aceh kedepannya.

“Tentu harapannya bisa berdampak positif dan signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Aceh, jadi bisalah bertambah pendapatan Aceh,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Jumat (12/11/2021).

Lanjutnya, Nasrul Hadi menyampaikan, tentu pengembangan itu harus bisa menciptakan lapangan kerja untuk putra-putri daerah (Aceh), harus bisa meningkatkan kesejahteraan dan juga kemakmuran rakyat Aceh secara umum.

“Dengan adanya program tersebut, PT Arun atau kini dikenal PAG yang semakin aktif, dalam hal ini diharapkan adanya Investor yang masuk ke Aceh terutama dalam pengembangan atau investasi terkait Migas di Aceh,” sebutnya.

Apalagi PAG itu aktif dan berkontribusi sebagai lokomotif perekonomian nasional dan Industri nasional, Kata Nasrul.

“Dan ini bisa saja menjadi pintu masuk Investor lainnya ke Aceh,” tambahnya.

Tentu dalam hal ini, jika berbicara Migas dan Aceh, Kata Nasrul, itu tidak bisa dipisahkan, tentu ada keterkaitannya.

“Jadi kita tahu Aceh dulu menjadi daerah penghasil minyak dan gas terbesar di Indonesia, di masa kejayaan PT Arun dan ExxonMobile, yang menjadi persoalan kala itukan ketidakadilan persoalan pembangunan dan penguasaan SDA, maka karena itu menjadi evaluasi,” sebutnya.

Dirinya menambahkan, cadangan Migas Aceh itu masih menjanjikan, dalam hal ini program pengembangan PT Arun sebagai tempat penyimpanan Gas terbesar di Indonesia itu harus benar-benar dipastikan berjalan dengan semestinya dan berjalan dengan lancar.

“Apalagi Aceh memiliki UUPA terkait pengelolaan Migas, setalah andai kata pemberian dana Otsus itu habis di tahun 2027, harapannya sektor Migas itu bisa menjadi sandaran baru untuk Aceh, artinya harus bisa sumber pendapatan baru bagi pembangunan Aceh di masa yang akan datang,” tukasnya.

Terkait program pengembangan PT Arun sebagai Storage Gas terbesar di Indonesia, Kata Nasrul Hadi, harus bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian Aceh, terutama dalam penambahan tenaga kerja bagi putra-putri terbaik Aceh. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda