kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Putra Pemilik Media Modusaceh.co Wakili Aceh Pada AWMUN III

Putra Pemilik Media Modusaceh.co Wakili Aceh Pada AWMUN III

Jum`at, 15 November 2019 21:05 WIB

Font: Ukuran: - +

Arif Gibran Putra Agsha (paling kiri) bersama rekan dari seluruh negara (Foto: Ist)


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pada acara Asia World Model United Nations III (AWMUN III) yang berlangsung selama tiga hari, 13-15 November 2019 di Nusa Dua Bali, putra asal Aceh, Arif Gibrah Putra Agsha, terpilih sebagai Anggota Crisis Committee. Bersama temannya, Sakti Abi Mayu (Tarakan-Indonesia) dan perwakilan mahasiswa dari India, Korea Selatan, Jepang, Amerika dan Spanyol, komite ini sendiri dipercaya akan menanggani dan mewakili negara Arab Saudi, mencari solusi untuk mengatasi permasalahan terhadap berbagai krisis yang terjadi.

Seperti yang diketahui, pria yang yang akrab disapa Arif ini merupakan mahasiswa Fakultas Hubungan Internasional (HI), President University (PU), Bekasi, Jawa Barat. Melalui proses seleksi yang ketat, alumni SMA Lab School, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh 2017 itu berhasil menjadi salah satu peserta pada acara yang dihadiri 1.221 orang perwakilan 70 negara dari seluruh dunia.

Saat dihubungi Dialeksis.com, Jumat, (15/11/2019), Arif menjelaskan saat pembukaan acara, para delegasi dijamu Gala Dinner. Acara berikutnya, jelas dia, mengikuti seminar yang menghadiri tiga narasumber yaitu, Margianta S. J. D., Francyne Harrigan (perwakilan dari PBB) dan Sherly Annavita.

Pada hari kedua, lanjutnya, kegiatan simulasi Model United Nations dimulai. Simulasi ini dibagi menjadi 4 sesi. Pertama dimulai pada pukul 10.00 sampai pukul 10.30 WITA. Sesi kedua dilanjutkan pukul 10.45 sampai pukul 12.00 WITA. Selanjutnya, para delegasi diberikan jeda waktu makan siang dari pukul 12.00 sampai pukul 13.30 WITA.

Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi ketiga pukul 13.30 sampai 15.30 WITA. Dan sesi terakhir dimulai pada pukul 15.45 sampai pukul 17.00 WITA.

"Saat simulasi, para delegasi diharuskan untuk menguasai topik pembicaraan yang akan diperdebatkan," jelas Arif.

Para delegasi, kata dia, juga diharuskan memahami bagaimana posisi negara yang mereka wakili pada topik yang dibicarakan. 

"Kegiatan ini secara keseluruhan banyak memberikan dampak positif kepada para pesertanya. Saya merasakan itu, apalagi saat bertemu dengan rekan-rekan dari seluruh dunia," jelas alumni SMPN 6 Banda Aceh tersebut.

Lebih lanjut ia menyebutkan dalam pertemuan itu, dia dapat merasakan bagaimana menjadi wakil sebuah negara di forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Selain itu, kita bisa berinteraksi dengan peserta lainnya yang datang dari berbagai negara di dunia," sebut dia.

Menurut Arif, kegiatan ini sangat bermanfaat, misalnya membantu kemampuan public speaking para peserta, terutama kesempatan untuk menyampaikan idenya. 

"Selain itu, para peserta juga dapat mengembangkan pemikiran kritis mereka dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapkan kepada mereka dari berbagai perspektif seperti ekonomi, politik, militer dan lain-lain," jelas alumni SDN 24 Banda Aceh tersebut.

Arif Gibran Putra Agsha merupakan putra kedua dari tiga bersaudara, pasangan H.Muhammad Saleh-Hj, Agusniar Muchtar, pendiri dan pemilik Tabloid Berita Mingguan MODUS ACEH dan MODUSACEH.CO, yang terbit di Banda Aceh.

Arif mengaku sangat menaruh minat untuk kuliah pada jurusan hubungan internasional, khususnya bidang pertahanan. 

"Saya menyukai bacaan-bacaan buku dan media cetak yang berbahasa inggris. Termasuk yang berhubungan dengan diplomatik," sebut dia.

Meski mendapat undangan serta lulus tanpa test di beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia maupun Malaysia, ungkap Arif, dirinya lebih memilih untuk kuliah di President University sebagai penerima beasiswa.

Asia World Model United Nations (AWMUN) adalah simulasi dari konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Peserta ditugasi untuk memecahkan masalah global melalui penelitian, penyusunan, lobi dan debat untuk memberikan 'resolusi' yang sesuai.

Dalam acara itu, peserta berperan sebagai delegasi dan ketua, mewakili berbagai negara dan bekerja bersama dengan peserta lain dari latar belakang yang berbeda dalam diskusi, mencari solusi untuk agenda yang telah mereka tetapkan.

Agenda atau topik yang diangkat selama MUN adalah, refleksi dari masalah dunia nyata yang dibahas PBB. Mulai dari topik umum seperti hak-hak minoritas agama hingga topik khusus seperti peningkatan perlindungan kecelakaan di sekitar instalasi nuklir. Seluruh proses dan diskusi berlangsung di bawah 'Aturan Prosedur' formal untuk benar-benar memodelkan format PBB.

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda