Beranda / Berita / Aceh / Regulasi Sudah Ada, Aceh Institute: Banyak Anak Muda Tidak Tau KTR

Regulasi Sudah Ada, Aceh Institute: Banyak Anak Muda Tidak Tau KTR

Sabtu, 16 November 2024 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Koordinator Teknikal dari Aceh Institute, Nadia Ulfah. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Koordinator Teknikal dari Aceh Institute, Nadia Ulfah, menyoroti masih banyaknya masyarakat, terutama kalangan muda, yang belum sepenuhnya memahami regulasi terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

“Meskipun sudah ada peraturan mengenai KTR, banyak yang belum tahu atau bahkan tidak peduli dengan aturan tersebut," ujarnya kepada awak media disela-sela diskusi publik bertajuk YouAct - Youth Action for Tobacco Control di Nutrihub Aceh, Peuniti, Jumat, 15 November 2024.

Meskipun dikenal sebagai kota yang kaya akan tradisi kopi, ironisnya banyak tempat umum di kota ini yang seharusnya bebas asap rokok, namun penerapan aturan KTR masih belum optimal.

“Kota kita seharusnya bisa lebih bersih dan sehat. Kami berharap kegiatan ini bisa mengadvokasikan hal tersebut baik di tingkat daerah maupun nasional,” tambah Nadia.

Menurutnya, meskipun kebijakan tentang KTR sudah ada, tetapi penerapannya di lapangan masih menemui berbagai kendala. 

"Ada banyak tempat umum yang seharusnya tidak ada asap rokoknya, namun kenyataannya peraturan ini belum diterapkan dengan maksimal. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama,” tegasnya.

Sementara itu, Komunitas Generasi Peduli Kendali Tembakau (GENITA) bersama dengan Dewan Perwakilan Remaja (DPRemaja) Dapil Aceh 2024, Mhd. Hafiz Daniel mengatakan bahwa GENITA, yang baru berdiri pada Oktober 2024, kini menjadi salah satu komunitas pemuda yang berperan aktif dalam kampanye pengendalian tembakau di Banda Aceh. 

Dengan semangat yang tinggi, komunitas ini telah berhasil mengumpulkan lebih dari 30 anggota yang berasal dari kalangan mahasiswa dan pelajar di Banda Aceh. 

Hafiz mengungkapkan, meskipun dalam seleksi awal terdapat sekitar 50 pendaftar, hanya 30 orang yang terpilih karena mereka dianggap memiliki komitmen dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan isu ini.

“Kami ingin mengajak lebih banyak teman-teman untuk bergabung dalam gerakan ini. Kami percaya, dengan kekuatan bersama, kita bisa menciptakan perubahan, terutama dalam hal pengendalian tembakau yang saat ini masih menjadi masalah besar di masyarakat,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda