Beranda / Berita / Aceh / Rektor UIN Ar-Raniry: Optimalisasi Dana BMA untuk Pendidikan Berkualitas di Aceh

Rektor UIN Ar-Raniry: Optimalisasi Dana BMA untuk Pendidikan Berkualitas di Aceh

Sabtu, 15 Februari 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Mujiburrahman MAg. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Baitul Mal Aceh (BMA) berhasil menorehkan prestasi gemilang pada tahun 2024. Data per akhir tahun menunjukkan pengumpulan zakat mencapai Rp59,9 miliar 133 persen dari target awal serta infak yang terkumpul senilai Rp35,5 miliar atau 101 persen dari target. Secara keseluruhan, penerimaan BMA pun mencapai Rp95,5 miliar, 119 persen dari target yang telah direncanakan.

Di balik angka tersebut tersimpan potensi besar untuk mendongkrak sektor pendidikan di Aceh. Dalam keterangan kepada Dialeksis, Sabtu (15/02/2025), Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Mujiburrahman MAg, menekankan urgensi pengelolaan anggaran pendidikan secara efektif. 

Menurutnya, dana ratusan miliar rupiah yang mengendap di BMA seharusnya dialokasikan untuk mendukung pendidikan masyarakat kurang mampu.

“Jangan sampai ada anak Aceh yang tidak dapat mengenyam pendidikan karena keterbatasan ekonomi. Dana tersebut harus dikelola secara optimal agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” tegas Prof. Mujiburrahman.

Prof. Mujiburrahman juga menggarisbawahi tantangan yang masih membayangi Aceh, seperti tingginya angka kemiskinan dan ketimpangan pengelolaan anggaran daerah.

Ia mengimbau Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fad), untuk menjadikan pendidikan berkualitas sebagai prioritas utama. Menurutnya, pendidikan yang layak merupakan hak fundamental setiap warga Aceh sekaligus kunci pembangunan masa depan daerah.

“Pendidikan adalah hak dasar setiap warga. Pemerintah harus memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam mendapatkan akses pendidikan yang layak,” ujar beliau.

Lebih lanjut, Rektor UIN Ar-Raniry menekankan bahwa peningkatan mutu pendidikan tak hanya terbatas pada pembangunan infrastruktur sekolah, melainkan juga peningkatan kualitas guru, perluasan akses beasiswa, dan penyesuaian kurikulum agar relevan dengan tuntutan dunia kerja. Ia berharap kebijakan berbasis riset dan data dapat menjadi landasan dalam pengambilan keputusan di tingkat pemerintahan.

“Kami dari UIN Ar-Raniry siap berkolaborasi melalui penelitian, kajian akademik, dan pendampingan kebijakan. Sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi adalah kunci untuk membangun Aceh yang lebih maju,” tambahnya.

Tak hanya itu, Prof. Mujiburrahman menegaskan agar pembangunan di Aceh difokuskan pada tiga pilar utama keagamaan, pendidikan, dan ekonomi. Menurutnya, sinergi ketiga aspek tersebut sangat krusial untuk menciptakan masyarakat yang kompetitif dan sejahtera.

“Keagamaan menjaga moralitas, pendidikan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan ekonomi memperkuat kesejahteraan rakyat. Ketiga aspek inilah yang harus diprioritaskan ke depan,” jelasnya lagi.

Pencapaian BMA dalam melampaui target pengumpulan zakat dan infak tidak hanya menjadi tolak ukur keberhasilan pengelolaan dana, tetapi juga membuka peluang besar bagi peningkatan mutu pendidikan di Aceh. Untuk itu Prof. Mujiburrahman sekali lagi menegaskan dalam komentarnya mengingatkan bahwa investasi pada pendidikan adalah investasi pada masa depan. 

“Sinergi antara lembaga pendidikan dan pemerintah, jika dijalankan secara optimal, diyakini mampu mengangkat Aceh menuju masa depan yang lebih inklusif dan berdaya saing,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI