Selasa, 11 Maret 2025
Beranda / Berita / Aceh / Remaja Bener Meriah Kabur dari Pesantren karena Bullying, Ditemukan Sehat di Nagan Raya

Remaja Bener Meriah Kabur dari Pesantren karena Bullying, Ditemukan Sehat di Nagan Raya

Jum`at, 07 Maret 2025 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

AT, remaja yang kabur dari pesantren di Medan, akhirnya dipertemukan kembali dengan keluarganya pada Jumat (7/3/2025) sekitar pukul 04.00 WIB, difasilitasi oleh Kapolsek Kuta Raja. [Foto: Humas Res BNA]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Seorang remaja berinisial AT (14) asal Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, yang kabur dari Pesantren Raudhatul Hasanah Medan pada 28 Februari 2025, akhirnya berhasil ditemukan di Nagan Raya. 

AT diketahui kabur setelah kerap mengalami penindasan oleh senior di pesantren tersebut. “Dia takut dipukul lagi di pesantren oleh seniornya, makanya dia pilih kabur,” ungkap Kapolsek Kuta Raja Banda Aceh, AKP Bambang Junianto dalam keterangannya yang diterima dialeksis.com pada Jumat (7/3/2025).

AT ditemukan oleh Samsul (46), seorang pemilik usaha odong-odong di Nagan Raya, yang melihat informasi hilangnya korban di media sosial. 

“Saat dalam perjalanan ke Nagan Raya, saya mengetahui di media sosial bahwa anak yang bersamanya adalah anak yang sedang dalam pencarian orang tuanya,” kata Samsul. 

Ia kemudian segera menghubungi keluarga AT untuk memastikan korban kembali ke rumah dengan selamat.

Proses pencarian AT melibatkan kolaborasi antara keluarga, masyarakat, dan kepolisian. Orang tua AT, Muhajir (54), melaporkan hilangnya anaknya setelah pihak pesantren menginformasikan bahwa AT telah kabur selama tiga hari. 

“Dari pihak pesantren kemudian bilang bahwa korban sudah kabur selama tiga hari,” jelas Bambang. Informasi ini kemudian viral di media sosial, memicu partisipasi aktif masyarakat dalam pencarian.

Setelah hampir sepekan hilang, keluarga AT akhirnya menerima kabar baik dari Samsul pada Kamis (6/3/2025). “Samsul memberitahukan kepada orang tua korban bahwa AT sedang bersama dirinya di Nagan Raya,” ujar Bambang. 

AT dan seorang temannya mengaku sedang mencari pekerjaan. “Kebetulan saya memang membutuhkan karyawan dan berencana membuka cabang usaha odong-odong di Nagan Raya,” tambah Samsul.

AT akhirnya dipertemukan kembali dengan keluarganya pada Jumat (7/3/2025) sekitar pukul 04.00 WIB, difasilitasi oleh Kapolsek Kuta Raja. 

“Saat dipertemukan, anak tersebut dalam keadaan sehat,” jelas Bambang. 

Meski demikian, kasus penindasan yang dialami AT di pesantren menjadi perhatian serius. Bambang menyerahkan tindak lanjut kasus bullying tersebut kepada keluarga korban. “Sebab itu bukan wilayah kami. Tapi kami selalu siap untuk dimintai bantuan,” tegasnya.[red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
ultah dialektis
bank Aceh
dpra
bank Aceh pelantikan
pers