Beranda / Berita / Aceh / Ribuan peserta Meriahkan Sufi Coffee Festival di Dayah Sufi Muda

Ribuan peserta Meriahkan Sufi Coffee Festival di Dayah Sufi Muda

Minggu, 13 November 2022 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +


[Foto: For Dialeksis]

Sayyid Muniruddin Ali, selaku Program Director Sufi Coffee Festival  mengatakan bahwa kopi memang identik dengan sufi, sufilah yang memperkenalkan dan mempopulerkan kopi keseluruh dunia, dibuatnya festival ini terkait dengan itu. 

Dia menyempaikan, kisah bahwa kopi itu identik dengan sufi dimulai dari kisah seorang sufi yaitu Syaikh Abul Hasan As-Syadzili, beliaulah  sufi penemu biji kopi pertama. 

Lanjutnya, pada suatu malam, dalam perjalanan uzlah (mengasingkan diri untuk berzikir), Syaikh Abul Hasan As-Syadzili (1197-1258) yang berusaha menghindari binatang buas, naik ke sebuah batang pohon. Di pohon itu dia menemukan biji-bijian tumbuh disitu. Anehnya, rasa kantuknya hilang setelah ia memakannya.  

[Foto: For Dialeksis]

"Besoknya, dia membawa biji-bijian itu sebagai makanan penghilang rasa kantuk sepanjang jalan. Setelah kering, biji itu ia panggang dengan api dan sajikan dengan minuman. Itulah kopi yang untuk pertama kali tersajikan secara sempurna dan menjadi minuman para sufi," ucapnya.

Kata Kopi sendiri awalnya berasal dari Bahasa Aab yaitu qahwa, yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. 

"QAF adalah "quut" (makanan). HA adalah "huda" (petunjuk). WAWU adalah "wud" (cinta). HA adalah "hiyam" (pengusir rasa kantuk). Itulah QAHWAH, coffee, kopi. Kemudian, dari Yaman, melalui para sufi, pelancong, peziarah, pedagang, yang turut serta membawa ajaran Islam, keharuman kopi kemudian merebak ke seluruh dunia, menuju benua biru Eropa, Amerika, dan ke negeri kita Indonesia, sehingga akhirnya mendunia," jelasnya.

Menurut sejarawan William H Uker dalam magnum opus-nya, All About Coffee (1922), kata ‘kopi’ mulai masuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa sekitar tahun 1600-an. Kata tersebut diadaptasi dari bahasa Arab, qahwa , melalui lisan Turki, kahveh . 

"Dari istilah Arab ini lantas lahir kata koffie dalam bahasa Belanda, café dalam bahasa Perancis, caffè dalam bahasa Italia, coffee dalam bahasa Inggris, kia-fey dalam bahasa Cina, kehi dalam bahasa Jepang, dan kawa dalam bahasa melayu, karena kopi ini dipoplulerkan pertama sekali oleh para sufi, maka kopi itu punya nilai spiritualitas yang tinggi, kopi itu energi bagi para sufi untuk berzikir intensif kepada Rabb-Nya, kopi ini juga punya nilai sosial yang tinggi yaitu persaudaraan, silaturahmi dan kekompakan, lanjut Sayyid Munir, yang juga salah seorang Presidium KAHMI Aceh, trainer nasional dan penulis buku Bintang Arasy dari Timur," jelasnya kembali.

Selanjutnya »     Sementara itu, Rosmanidar yang akrab dis...
Halaman: 1 2 3
Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda