Senin, 10 November 2025
Beranda / Berita / Aceh / RSJ Aceh Terapkan Terapi Alam bagi 18 Pasien Jiwa di Samahani Aceh Besar

RSJ Aceh Terapkan Terapi Alam bagi 18 Pasien Jiwa di Samahani Aceh Besar

Senin, 10 November 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Sebanyak 18 pasien kini tengah menjalani rehabilitasi di Instalasi Rehab Terpadu Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, sebuah unit yang berada di lahan seluas 26 hektar di kawasan Samahani, Aceh Besar. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebanyak 18 pasien kini tengah menjalani rehabilitasi di Instalasi Rehab Terpadu Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, sebuah unit yang berada di lahan seluas 26 hektar di kawasan Samahani, Aceh Besar.

Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya dinyatakan pulih secara klinis, namun tidak diterima kembali oleh lingkungan tempat tinggalnya dan ada juga yang masuk dalam program rehabilitasi.

“Kami menerima mereka kembali di sini, karena pada dasarnya mereka sudah sembuh. Hanya saja masyarakat belum siap menerima. Jadi kami berinisiatif memberikan wadah agar mereka tetap produktif dan tidak kembali mengalami kekambuhan,” ujar dr. Hanif, Direktur RSJ Aceh, Minggu (8/11/2025).

Di lahan rehabilitasi itu, para pasien menanam berbagai jenis tanaman seperti kangkung, tomat, cabai, jagung, melon, semangka, jahe, dan labu air. Dari semua itu, kangkung dan melon menjadi hasil panen rutin yang kini bahkan mulai dijual untuk memenuhi kebutuhan operasional kecil di lokasi.

“Kegiatan bercocok tanam ini bukan hanya sekadar aktivitas fisik. Ini terapi melalui alam. Mereka belajar kembali merawat, menunggu, dan mencintai proses kehidupan,” jelas dr. Hanif.

Menurutnya, kegiatan ini dirancang bukan sekadar untuk memulihkan kondisi mental pasien, tetapi juga sebagai bentuk terapi sosial. Dengan menanam dan melihat hasil kerja mereka tumbuh, para pasien mulai menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri yang sempat hilang.

Program rehabilitasi ini dijalankan melalui kolaborasi antara RSJ Aceh dengan sejumlah dinas di lingkungan Pemerintah Aceh, seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, serta Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh.

Melalui kerja sama tersebut, pasien mendapatkan pelatihan bertani, beternak, dan mengelola hasil bumi secara sederhana.

“Kami ingin menjadikan tempat ini bukan hanya tempat tinggal sementara, tapi juga ruang pembelajaran yang membuat mereka siap kembali ke masyarakat,” tambah Hanif.

Salah satu momen yang berkesan adalah panen sisa-sisa melon di akhir September lalu. Meski sederhana, suasana gembira dan rasa bangga terpancar dari wajah para pasien yang memetik buah hasil kerja tangan mereka sendiri.

“Dari Instalasi Rehab Terpadu ini kita bisa belajar bahwa menanam bukan hanya tentang hasil panen, tapi juga tentang proses pemulihan jiwa dan raga. Kesembuhan itu tumbuh dari ketekunan dan cinta pada alam,” tutur dr. Hanif.

Kini, RSJ Aceh tengah bersiap memasuki fase panen kedua melon. Harapannya, kegiatan ini dapat terus berkembang menjadi model rehabilitasi berbasis lingkungan yang mampu menginspirasi rumah sakit jiwa lain di Indonesia.

“Kami percaya, dengan pendekatan yang manusiawi dan melibatkan alam, pasien bisa sembuh lebih bermartabat. Mereka bukan lagi beban, tapi potensi yang bisa tumbuh kembali,” pungkas dr. Hanif. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI