kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Rustam Effendy Sarankan Pemerintah Fokus Bantu Pelaku Usaha dan Petani

Rustam Effendy Sarankan Pemerintah Fokus Bantu Pelaku Usaha dan Petani

Minggu, 26 Juli 2020 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indra Wijaya

Petani memetik biji kopi jenis Arabica di Desa Fajar Harapan, Bener Meriah, Aceh. (Foto: ANTARA)


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pasca pandemi Covid-19, sejumlah petani kopi dan pelaku usaha kopi gayo arabica mengaku penjualan mereka menurun drastis.

Selain karena pandemi Covid-19, penurunan penjualan itu juga dibarengi dengan perubahan iklim cuaca yang tidak menentu.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Aceh, Rustam Effendy mengatakan, pemerintah harus membantu para pelaku usaha bidang industri kopi.

Ia menyarankan, Pemerintah Aceh dapat membantu dengan membeli semua biji kopi dari para petani dan disimpan dalam satu gudang penyimpanan khusus.

"Semestinya kalau kita siap, kita bisa membeli kopi itu dari para petani dan simpan dalam gudang khusus. Tapi masalahnya mau nggak kita buat itu dan kemana akan disimpan," kata Rustam saat dijumpai dialeksis.com, Sabtu (25/7/2020).

Selain itu, pemerintah juga dapat mengambil langkah dengan meminjamkan modal kepada penyangga usaha, bantuan kepada para petani kopi juga.

"Tapi yang pasti harus dibantu pelaku usahanya. Ini dia ngeluh karena nggak ada yang beli, nah jadi pemerintah dapat membeli biji kopi dari para pelaku usaha ini," ujarnya.

Ia mengatakan, sektor pertanian dan perkebunan ini tertinggi menyumbang PAD Aceh yaitu mencapai 30 persen.

Pertanian dan perkebunan menjadi geliat penyumbang ekonomi terbesar di Aceh. Ia mengungkapkan, jika pemerintah membantu di dua bidang tersebut, tentu arus ekonomi Aceh akan semakin kuat.

"Selain kopi yang menjadi kontribusi lainnya ada gabah dan jagung. Ini yang harus di support," ungkapnya.

Namun, ia menyebutkan, ketiga komoditas tersebut harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu agar nilai jualnya semakin tinggi.

"Jangan dijual mentah saja. Tapi harus melalui proses pengolahan dulu, supaya nilai jual semakin tinggi pula. Misalnya seperti biji kopi. Kalau harga mentahnya Rp 40 ribu perkilo, setelah melalui proses pengolahan harganya bisa menjadi Rp 80 ribu," pungkasnya. (IDW)

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda