kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / SAG: Banda Aceh dan Aceh Besar Kini Jadi Zona Oranye

SAG: Banda Aceh dan Aceh Besar Kini Jadi Zona Oranye

Rabu, 01 September 2021 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Juru Bicara Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Peta Zonasi Risiko Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Aceh membaik. Banda Aceh dan Aceh Besar kini menjadi zona oranye, zona risiko sedang peningkatan kasus infeksi virus corona. Sebelumnya, dua daerah aglomerasi itu masih zona merah, zona risiko tinggi kasus Covid-19. Sementara itu, pasien Covid-19 yang sembuh bertambah 298 orang di Aceh.

Berdasarkan rilis yang diperoleh Dialeksis.com, Rabu (01/09/2021), "Peta zonasi kita sebut membaik karena zona merah di Aceh tinggal empat dari tujuh kabupaten/kota pada pekan lalu,” ujar Juru Bicara Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani kepada awak media di Banda Aceh, Rabu (01/09/2021). 

Ia menjelaskan, selain Banda Aceh dan Aceh Besar, Pidie dan Sabang juga berhasil keluar dari zona merah dan menjadi zona oranye. Sementara Aceh Tamiang, Langsa dan Lhokseumawe, berdasarkan analisis Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Nasional, masih tetap zona merah. Sedangkan Aceh Selatan yang zona oranye justru kini menjadi zona merah di Aceh. 

Sementara itu, Bener Meriah dan Aceh Barat Daya status Pandemi Covid-19 meningkat dari zona kuning, atau zona risiko rendah, menjadi zona oranye, yang menurut klasifikasi Satgas Penanganan Covid-19 Nasional sebagai zona risiko sedang penularan virus corona. 

Kemudian, Juru Bicara Covid-19 yang akrab disapa SAG itu mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 Aceh saat ini terbagi dalam dua zona, merah dan oranye. Zona merah meliputi Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Langsa, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Aceh Selatan. Sedangkan 19 kabupaten/kota lainnya merupakan zona oranye. 

Zona oranye, lanjutnya, bukanlah zona yang aman bagi masyarakat setempat atau bagi masyarakat yang memasuki wilayah itu. Di zona ini transmisi lokal dan transmisi kasus Covid-19 dari luar (imported case) masih mungkin terjadi dengan cepat. Kluster-kluster baru mesti terpantau dan dikontrol melalui testing dan tracing yang agresif, katanya. 

Masyarakat yang tinggal atau memasuki daerah zona merah, risiko tertular virus corona jauh lebih tinggi. Di zona ini transmisi lokal sedang terjadi dengan cepat. Wabah sedang menyebar secara luas dan banyak terbentuk kluster-kluster baru. Testing dan tracing agresif mutlak diperlukan terhadap mereka yang menunjukkan gejala demam atau kontak erat Covid-19. 

Lebih lanjut SAG mengatakan, testing dan tracing tentu saja dilakukan oleh Satgas Penanganan Covid-19 kabupaten/kota dan dibantu Satgas dan relawan gampong, tapi perlu dukungan penuh dari masyarakat. Selain mau diperiksa dan di-swab, masyarakat juga mesti mengurangi mobilitas dan tetap disiplin protokol kesehatan secara ketat. 

“Zona merah dan oranye sangat mungkin bisa diubah menjadi zona kuning dan bahkan Aceh menjadi zona hijau melalui kolaborasi Satgas Penanganan Covid-19 dengan seluruh elemen masyarakat,” tutur SAG. 

Kasus Covid-19

Selanjutnya ia melaporkan kasus akumulatif kasus Covid-19 Aceh telah mencapai 33.246 orang, hingga 1 September 2021. Pasien Covid-19 yang sedang dirawat sebanyak 6.663 orang. Para penyintas Covid-19, (yang sudah sembuh) sebanyak  25.094 orang. Sedangkan kasus meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 1.489 orang. 

Data kasus akumulatif tersebut termasuk kasus positif baru harian yang bertambah  hari ini sebanyak 310 orang. Pasien yang sembuh bertambah 298 orang, dan penderita Covid-19 yang meninggal dunia bertambah lagi 17 orang. 

Kasus-kasus baru yang mencapai 310 orang meliputi warga Banda Aceh 59 orang, Aceh Besar 54 orang, Pidie 44 orang, Pidie Jaya 32 orang, Aceh Tengah 22 orang, Lhokseumawe 21 orang, Banda Aceh 18 orang, Langsa 16 orang, dan warga Bireuen sebanyak 11 orang. 

Kemudian warga Sabang sebanyak tujuh orang, Bener Meriah enam orang, Aceh Utara lima orang, Aceh Timur empat orang, warga Aceh Tamiang dan Aceh Selatan sama-sama tiga orang. Selanjutnya warga Simeulue sebanyak dua orang, warga Gayo Lues, Aceh Barat Daya, dan warga Subulussalam, masing-masing satu orang. 

Sementara itu, pasien yang sembuh bertambah 298 orang meliputi warga Banda Aceh mencapai 114 orang, Aceh Besar 42 orang, Aceh Selatan 28 orang, Aceh Tamiang 24 orang, Aceh Singkil 23 orang, Aceh Utara 22 orang, warga Aceh Tengah dan Aceh Barat sama-sama 17 orang. Kemudian warga Pidie Jaya sebanyak 11 orang. 

“Pasien Covid-19 yang meninggal di Aceh bertambah lagi 17 orang,” tambahnya. 

SAG menuturkan, 17 kasus meninggal dunia itu meliputi warga Aceh Besar tujuh orang, Banda Aceh lima orang, Aceh Tamiang dua orang, warga Langsa, Nagan raya, dan warga Aceh Selatan masing-masing satu orang. 

Lebih lanjut ia memaparkan data akumulatif kasus probable, yakni sebanyak 887 orang, meliputi 785 orang selesai isolasi, 25 orang isolasi di rumah sakit, dan 77 orang meninggal dunia. Kasus probable yakni pasien yang secara klinisnya menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19 dan dalam proses pemeriksaan swab-nya. 

Sedangkan kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 9.911 orang. Suspek yang telah usai isolasi sebanyak 9.723 orang, sedang isolasi di rumah 164 orang, dan 24 orang sedang diisolasi di rumah sakit, tutupnya. (*)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda