DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hampir sebulan pascabencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, kondisi masyarakat di dua wilayah tersebut masih memprihatinkan.
Hingga kini, warga masih kesulitan mendapatkan bahan kebutuhan pokok akibat terbatasnya akses transportasi, sehingga sebagian terpaksa berjalan kaki berjam-jam demi memperoleh sembako.
Kondisi ini sempat menjadi perhatian publik setelah beredar luas di media sosial video warga berjalan kaki untuk mengambil bahan pokok. Namun, pernyataan Bupati Bener Meriah yang menyebut pejalan kaki tersebut sebagai pedagang menuai tanggapan dari masyarakat.
Irwandi, warga asli Bener Meriah, mengaku melihat langsung kondisi tersebut saat berada di lokasi jembatan putus di Kilometer 60, Kecamatan Pintu Rime Gayo dan kawasan Tenge Besi, pada 21 Desember lalu. Jembatan yang rusak itu merupakan akses vital jalur Bireuen-Takengon yang hingga kini belum selesai diperbaiki.
“Jembatan ini adalah jalur utama penghubung Bener Meriah dan Aceh Tengah. Karena aksesnya terputus, masyarakat sangat kesulitan mencari kebutuhan pokok,” kata Irwandi.
Ia menuturkan, berdasarkan pengamatannya, sebagian besar warga yang berjalan kaki memang bertujuan mencari beras, gas elpiji, dan kebutuhan pokok lainnya untuk keperluan rumah tangga masing-masing. Menurutnya, hanya sebagian kecil di antaranya yang merupakan pedagang.
“Saya melihat langsung dan sempat bertanya ke beberapa orang. Mereka memang mencari kebutuhan pokok. Pedagang hanya beberapa saja,” ujarnya.
Irwandi juga menyatakan kurang sependapat dengan pernyataan Bupati Bener Meriah terkait warga pejalan kaki tersebut. Selama tiga hari berada di wilayah itu, ia menilai kondisi masyarakat sangat memprihatinkan.
Banyak warga Aceh Tengah, kata dia, terpaksa menuju Bireuen untuk membeli beras dengan harga yang lebih terjangkau.
Ia berharap pemerintah daerah dan pihak terkait dapat segera mempercepat perbaikan jembatan yang putus total di Kabupaten Bener Meriah, khususnya pada jalur Bireuen-Takengon.
Menurut dia, pemulihan akses tersebut sangat penting untuk kelancaran distribusi logistik.
“Yang paling penting akses jembatan Bireuen-Takengon segera selesai dibangun, agar logistik mudah masuk dan masyarakat tidak perlu berjalan jauh hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok,” pungkasnya.