Beranda / Berita / Aceh / Sehari Menjadi Pemimpin 2024, Dorong Perubahan Sosial di Kalangan Anak Muda

Sehari Menjadi Pemimpin 2024, Dorong Perubahan Sosial di Kalangan Anak Muda

Senin, 18 November 2024 17:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Program Sehari Menjadi Pemimpin kembali digelar pada tahun 2024 yang diinisiasi YouthID dan Aceh Youth Action yang diikuti 120 orang muda berusia 16-28 tahun. Diseleksi ketat hingga terpilih lima orang. [Foto: dok. YouthID]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Program Sehari Menjadi Pemimpin kembali digelar pada tahun 2024 dengan fokus utama pada keberagaman dan toleransi. Kegiatan yang pertama kali dicetuskan oleh Bayu Satria pada tahun 2021 melalui platform YouthID dan Aceh Youth Action ini telah menjadi agenda tahunan yang telah terlaksana sebanyak empat kali. 

Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah Keberagaman Berkacamata GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion), yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas orang muda dalam menyikapi isu-isu sosial dan keberagaman yang semakin relevan di masyarakat.

Sebanyak 120 orang muda berusia 16-28 tahun mengikuti seleksi ketat untuk masuk dalam 40 besar peserta yang menerima pembekalan intensif selama dua hari, pada 12-13 November 2024, bertempat di Aula Kantor Bappeda Aceh. 

Pembekalan tersebut meliputi berbagai materi penting, mulai dari nilai-nilai toleransi dan keberagaman, 12 Nilai Perdamaian, Perspektif Kesetaraan Gender, Disabilitas, Inklusi Sosial, hingga penguatan partisipasi orang muda dalam pembangunan berkeadilan dan berkelanjutan.

Pembekalan yang diberikan oleh para ahli dan Tokoh Orang Muda ini termasuk Bayu Satria (Founder YouthID), manager program kemitraan YouthID-Indika Foundation Youth Led Impact, Ketua Yayasan Keadilan dan Perdamaian Indonesia, serta lima fasilitator yang membahas 12 Nilai Perdamaian. 

Setelah menjalani pembekalan, 40 orang muda tersebut kemudian mengikuti seleksi tahap kedua pada 14-15 November 2024, yang menghasilkan lima orang muda terpilih sebagai peserta Sehari Menjadi Pemimpin 2024.

Kelima peserta terpilih tersebut adalah:

1. Armanda Butar-Butar (25 tahun) mewakili Orang Muda Protestan,

2. Fildzah Aqmarani (20 tahun) mewakili Perempuan Muda,

3. M. Ariel Zulya Ramadhan (19 tahun) mewakili Orang Muda Islam,

4. M. Rikal Qamara (18 tahun) mewakili Orang Muda Tuli, dan

5. Princess Sky Herlina (17 tahun) mewakili Remaja Buddha.

Kelima peserta ini dipilih berdasarkan representasi dari berbagai lapisan kerentanan serta komitmen mereka terhadap isu keberagaman.

Pada tanggal 16-17 November 2024, kelima peserta langsung melaksanakan kegiatan pertama mereka, yaitu bersilaturahmi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banda Aceh, guna menggali lebih dalam tentang keberagaman yang ada di kota Serambi Mekka tersebut. 

Mereka juga berkesempatan mengunjungi beberapa tempat ibadah, seperti GPIB Jemaat Banda Aceh, Vihara Dharma Bhakti Banda Aceh, Kuil Palani Andawer, dan Yayasan Hakka Aceh. Dalam kunjungan tersebut, peserta mendengar langsung cerita dan pengalaman dari berbagai pemuka agama serta masyarakat terkait tantangan dalam memupuk keberagaman di Banda Aceh.

Kolase kegiatan Sehari Menjadi Pemimpin 2024. [Foto: dok. YouthID]

Selama kunjungan, peserta banyak memetakan masalah-masalah yang menghambat terciptanya keberagaman yang lebih inklusif. Pengalaman ini akan menjadi bahan refleksi dan catatan kritis bagi mereka untuk merancang proyek perubahan sosial yang akan mereka jalankan selama enam bulan ke depan.

T. Tiara Mahenda Iswada, Manager Program Sehari Menjadi Pemimpin, menyatakan bahwa kegiatan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang lebih berfokus pada isu layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan. 

“Tahun ini YouthID ingin fokus pada isu keberagaman dan toleransi karena selama tiga tahun terakhir, isu ini sangat relevan dan sering dibahas oleh teman-teman muda. Kami ingin memberikan ruang bagi mereka untuk lebih memahami dan menyikapi perbedaan dengan cara yang positif,” ujar Mahendra.

Salah satu peserta, Princess Sky Herlina, mengungkapkan, “Program Sehari Menjadi Pemimpin sangat bermanfaat untuk mengenal segala perbedaan dan melatih cara untuk menyikapi perbedaan dengan sikap yang positif.”

Sementara itu, M. Rikal Qamara, yang mewakili Orang Muda Tuli, menyampaikan, “Mengunjungi lima tempat, termasuk tiga tempat ibadah dan dua lembaga, menjadi pengalaman luar biasa bagi saya. Ini memberi kesempatan untuk melihat lebih jauh keberagaman di Banda Aceh, dan saya berharap dapat menyusun langkah-langkah konkret untuk menyebarkan narasi damai ke masyarakat.”

Bayu Satria, pencetus program Sehari Menjadi Pemimpin dan Founder YouthID, menegaskan, “Program ini penting untuk meningkatkan kesadaran orang muda terhadap masalah sosial yang mengakar di sekitar mereka. Kami berharap kegiatan ini dapat membantu mengasah keterampilan abad ke-21 para peserta dalam menyelesaikan masalah sosial yang kompleks, sekaligus memastikan keterlibatan mereka dalam menciptakan perubahan yang lebih besar dan berdampak langsung pada pemberdayaan Orang Muda di Aceh.”

Program Sehari Menjadi Pemimpin 2024 terlaksana berkat dukungan kerjasama antara Indika Foundation, PwC, Peace Generation Indonesia, dan Yayasan Keadilan dan Perdamaian Indonesia. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda