Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 yang diteken Presiden RI Prabowo Subianto. Foto: dok Dialeksis
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah pusat menetapkan sejumlah proyek di Aceh sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Hal ini tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 yang diteken Presiden RI Prabowo Subianto.
Dalam dokumen tersebut, Aceh mendapat perhatian khusus di sektor infrastruktur, energi, hingga industri. Salah satu proyek yang tercantum adalah pembangunan Jembatan Spiral Geurute di pesisir Barat Aceh, yang masuk dalam kawasan swasembada pangan dan energi.
Selain itu, pengembangan Pelabuhan Krueng Geukueh di Lhokseumawe juga menjadi prioritas. Pelabuhan ini akan mendukung kawasan perkotaan dan pengembangan industri di kawasan Arun-Lhokseumawe.
Tak hanya itu, pemerintah juga mendorong percepatan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe. Di sektor ini, industri berbasis hilirisasi akan menjadi fokus utama, meliputi hilirisasi kelapa sawit dan kelapa, industri makanan dan minuman, industri kimia, kosmetik, farmasi, serta energi dan green hydrogen.
Di bidang konektivitas, penuntasan pembangunan jalan Geumpang (Pidie)-Pameu (Aceh Tengah) turut masuk dalam daftar proyek. Infrastruktur jalan ini dipandang penting untuk membuka keterisolasian antarwilayah dan mempercepat mobilitas barang dan jasa.
Sementara itu, sektor lingkungan juga mendapat perhatian. Pemerintah merencanakan revitalisasi Danau Laut Tawar di Aceh Tengah.
Di sisi lain, pengembangan sumber daya alam tak tertinggal. Pemerintah pusat menetapkan peningkatan cadangan dan produktivitas batubara pada formasi Tutut di Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Nagan Raya sebagai salah satu program dalam RPJMN ini.
Sebelumnya
