kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Sidang Paripurna HUT Kota Banda Aceh ke-817, Aminullah Sampaikan Keberhasilan Pembangunan

Sidang Paripurna HUT Kota Banda Aceh ke-817, Aminullah Sampaikan Keberhasilan Pembangunan

Sabtu, 23 April 2022 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

 Foto: Pemko Banda Aceh

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman menyampaikan sejumlah keberhasilan dari program-program Pemko Banda Aceh di hadapan pimpinan dan anggota DPRK pada sidang paripurna istimewa HUT Kota Banda Aceh ke 817, Jumat (22/4/2022).

Sidang paripurna ini dipimpin Ketua DPRK, Farid Nyak Umar dan didampingi dua Wakil Ketua DPRK, Isnaini Husda dan Usman. Hadir juga bersama Wali Kota, Wakil Wali Kota, Zainal Arifin, Sekda Amiruddin, para unsur Forkopimda dan seluruh Kepala SKPD jajaran Pemko Banda Aceh.

Usai sidang dibuka Farid Nyak Umar, Wali Kota berkesempatan menyampaikan sambutan resmi.

Kata Aminullah, rapat paripurna kali ini menjadi momen penting bagi dirinya dan Zainal Arifin karena bertepatan tahun ini, tepatnya 7 Juli mendatang, masa jabatan dirinya sebagai wali kota akan berakhir.

Katanya, pidato dirinya kali ini berisikan semacam laporan mengenai capaian dengan indikator-indikator masing-masing, sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada legislatif dan juga kepada masyarakat Banda Aceh, tepatnya di momentum Hari Jadi Kota ke 817 atau hampir lima tahun dirinya memimpin ‘Kota Gemilang’.

“Alhamdulillah, dari 2017-2019 berbagai misi dapat terlaksana dengan relatif lancar. Namun, pandemi Covid dalam dua tahun berikutnya, menjadikan roda pemerintahan terasa berat untuk berputar. Sejumlah pihak membatalkan investasinya di Banda Aceh dan ada pusat perbelanjaan yang mangkrak karena pandemi. Wabah Covid-19 ini juga telah menggerus sedemikian rupa keadaan ekonomi masyarakat, ada yang harus menutup usahanya karena tak lagi sanggup bayar sewa, tidak sedikit juga yang kehilangan pekerjaannya,” ujarnya.

Pada pertengahan 2020, menyusul arahan dari Kemendagri dan Gubernur Aceh, Pemko telah melakukan beberapa langkah penyesuaian khususnya dari segi alokasi dan dan prioritas sektor pembangunan kota. Berbagai penyesuaian tersebut juga dilakukan oleh seluruh daerah di Indonesa termasuk juga pemerintah pusat.

“Di depan rapat paripurna ini, dapat kami sampaikan bahwa selama hampir lima tahun masa kepemimpinan, kami mengacu sepenuhnya kepada RPJM Kota Banda Aceh yang sudah disahkan dalam bentuk Qanun Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Banda Aceh Tahun 2017-2022,” ujar Aminullah.

Dalam kesempatan ini, Aminullah menyampaikan sejumlah capaian. Yang pertama capaian di bidang agama.

“Ada kenaikan signifikan dalam hal INDEKS KOTA SYARIAH. Pada Tahun 2019 adalah 69,70, naik menjadi 75,22 pada tahun 2020, selanjutnya naik lagi menjadi 76,77 pada tahun 2021. Untuk 2022 ini kami menargetkan dapat mencapai skor 80,”ungkap Aminullah.

Untuk prestasi bidang agama, pada tahun 2018 dan tahun 2019 Banda Aceh memperoleh juara Umum FASI Tingkat Provinsi. Tahun 2020 dan Tahun 2021 kegiatan tidak dilaksanakan karena Pandemi Covid 19. Banda Aceh juga menjadi juara 2 Lomba Zikir Maulid tingkat provinsi yang diikuti oleh berbagai kota dan kabupaten di Aceh. “Alhamdulillah, di ajang Musabaqah Tunas Ramadhan (MTR) ke-21 tahun 2022 di Kabupaten Bireun beberapa hari lalu, Kota Banda Aceh kembali berhasil menjadi Juara Umum Gerakan Pramuka Tingkat Propinsi Aceh,” kata wali kota.

Untuk penerapan syariat Islam, Banda Aceh berhasil menekan jumlah pelanggaran syariat, dimana pada 2019 terdapat 97 kasus, 2020 terdapat 90 kasus, dan pada 2021 berhasil ditekan kembali menjadi 53 kasus pelanggaran syariat.

Kemajuan di bidang pendidikan, ada peningkatan yang signifikan terhadap jumlah satuan pendidikan di Kota Banda Aceh selama 2018-2021. Tahun 2018, jumlah PAUD sebanyak 132 menjadi 156 unit pada 2021, jumlah Sekolah Dasar dari 86 unit menjadi 91 unit pada 2021. Kemudian untuk Sekolah Menengah Pertama, terdapat 32 unit pada 2018 dan bertambah menjadi 33 unit pada 2021.

Persentasi jumlah sekolah yang mampu memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) juga meningkat. Pada 2017 berada pada angka 69% dari total jumlah satuan pendidikan, meningkat menjadi 76,31% pada 2018, kemudian 79,83% tahun 2019, lalu meningkat menjadi 92,39% pada tahun 2020.

Generasi muda Banda Aceh berhasil meraih prestasi yang mengharumkan nama Kota Gemilang. Untuk jenjang SMP dalam rentang 2018-2021, Banda Aceh mampu meraih total 89 penghargaan, baik di tingkat provinsi dan nasional maupun internasional.

Di bidang pendidikan diniyah, para siswa Sekolah Dasar yang mampu menghafal minimal 1 (satu) juz mengalami peningkatan. Tahun 2018 berada pada angka 5,01%, naik menjadi 6,69% tahun 2021. Hal tersebut juga dibarengi dengan kemampuan para siswa yang mampu membaca Alquran dengan rata-rata 90%. Selanjutnya, untuk Sekolah Menengah Pertama, juga mengalami peningkatan. Siswa yang mampu menghafal minimal 2 Juz berada pada angka 2,27% pada tahun 2018 menjadi 5,55% pada tahun 2021.

Dalam pembinaan kepemudaan, tahun 2017 Kota Banda Aceh dianugerahi Penghargaan sebagai Kota Layak Pemuda Kategori Pratama.Tahun 2019, Kota Banda Aceh berhasil meningkatkan peringkatnya menjadi kategori Madya. Di tahun 2020 kita membangun Gedung Pemuda Gampong Neusu.

Selanjutnya, dari tahun 2018 hingga 2021 Banda Aceh mengalami peningkatan yang memuaskan terkait layanan sekolah inklusi. Pada 2018, layanan PAUD 6,76% menjadi 28,38% tahun 2021. Untuk Sekolah Dasar (SD) di 2018 berada di 20,83% di 2021 berada di angka 100%, selanjutnya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di 2018 di angka 28,13% meningkat pada 2021 dengan persentase 100% untuk layanan sekolah inklusi.

Untuk bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, Wali Kota mengatakan investasi dalam berbagai bidang usaha merupakan salah satu upaya penting yang dilakukan Pemko dalam meningkatkan taraf kehidupan ekonomi masyarakat.

“Sejak 2018 sampai dengan 2021, terdapat total 2024 PMDN dan 54 PMA yang menanamkan modalnya di Banda Aceh. Mereka bergerak di sektor konstruksi, listrik, gas, air, perikanan, perkebunan, peternakan, perdagangan dan reparasi, transportasi, gudang, telekomunikasi, dan industry,” ungkap mantan Dirut BPD ini.

Investasi memang sempat menurun pada tahun 2020 karena dampak pandemi, tetapi meningkat kembali pada tahun 2021 dengan nilai investasi mencapai 547 Milyar.

“Dalam masa lima tahun ini, total jumlah investasi di Banda Aceh mencapai Rp. 1,622 triliun,’ ungkap wali kota.

Ia juga menyampaikan, Banda Aceh juga mendapat banyak apresiasi dalam memerangi rentenir melalui kelahiran LKMS Mahirah Muamalah.

“Tahun 2018, 80% pedagang tergantung pada rentenir, tetapi pada Desember 2020 tinggal hanya 2% saja. Hal ini dicapai setelah berjalannya pembinaan dan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh PT Mahirah Muamalah kepada para pedagang,” ungkap wali kota yang juga Ketum MES Provinsi Aceh ini.

Kehadiran LKMS Mahirah, membuat sektor UMKM tumbuh dan berkembang dengan bagus. Jumlah UMKM terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada 2017, UMKM 9.591 unit, tahun 2018 sebanyak 10.944 unit,tahun 2019 ada 12.012 unit, tahun 2020 meningkat lagi jadi 15.107 unit. Walaupun ada pandemi, data menunjukkan UMKM tetap tumbuh subur di tahun 2021, yakni mencapai 16.970 unit. Data terbaru per Februari 2022, UMKM di Banda Aceh sudah mencapai 17.080 unit.

Wali Kota Aminullah juga menyampaikan keberhasilan-keberhasilan lainnya pada sidang paripurna kali ini.

“Dapat kami sampaikan bahwa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sektor pariwisata menjadi unggulan yang terangkum dalam brand Pariwisata Charming Banda Aceh,” ujarnya.

“Mengenai wisatawan, tahun 2018 sebanyak 393.400 wisatawan berkunjung ke Banda Aceh, lalu meningkat 503.992 wisatawan pada tahun 2019. Tahun 2020 menurun ke angka 172.197 orang karena pandemi, tetapi meningkat lagi menjadi 251.836 wisatawan pada 2021,” ungkap Aminullah.

Berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata dan hotel, target tahun 2018 Rp 11.720 miliar, realisasinya melebihi target yaitu Rp. 14,439 miliar. Target tahun 2019 Rp. 12,020 miliar, realiasi Rp. 16,262 miliar. Tahun 2020, target Rp. 15 miliar, namun dikarenakan pandemi maka yang terealisasi berada di angka Rp. 7,020 miliar. Selanjutnya pada tahun 2021 target Rp. 22,165 miliar, tetapi karena dampak Covid-19, yang terealisasi Rp. 9,036 miliar.

PAD juga datang dari restoran. Target 2018 adalah Rp. 11,700 miliar, terealisasi melebihi target yaitu Rp. 12,256 miliar. Di tahun 2019 target Rp. 12,200 miliar dan kembali berhasil melebihi target dengan realisasi sebesar Rp. 14,188 miliar. Berikutnya, di tahun 2020 target Rp. 14,200 miliar, namun karena pandemi, yang terealisasi berada di angka Rp. 13,188 miliar. Target tahun 2021 sebesar Rp. 17,500 miliar, namun karena masih terkena dampak Covid-19, yang terealisasi Rp. 14,390 miliar.

Sedangkan untuk realisasi PAD Kota Banda Aceh secara keseluruhan dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif, pada tahun 2020 dan 2021 realisasi PAD tidak mencapai target, dikarenakan pandemi Covid-19.

Dalam kesempatan ini, wali kota juga menyampaikan perbandingan PDRB, Income Perkapita, Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran dan Lapangan Kerja dalam rentang waktu empat tahun terakhir menunjukkan tren positif.

Tahun 2017 Pendapatan per kapita Rp. 64,21 juta per tahun, lalu naik menjadi Rp. 66,46 juta tahun 2018. Tahun 2019 pendapatan per kapita juga naik menjadi Rp.69,24 juta per tahun, 2020 Rp.73,30 juta per tahun, dan di Tahun 2021 Rp.78,16 juta per tahun.

Tingkat kemiskinan di Kota Banda Aceh tahun 2017 pada angka 7,44% turun menjadi 7,25% pada tahun 2018. Kemudian turun lagi tahun 2019 yaitu 7,22%, pada 2020menjadi 6,90%, pada tahun 2021 7,61%. Kenaikan ini antara lain karena dampak pandemi Covid-19, tetapi Banda Aceh sendiri adalah satu-satunya daerah yang masuk dalam zona hijau kemiskinan di Aceh di masa pandemi ini.

Mengenai pengangguran terbuka juga terjadi penurunan, yaitu 7,75 % tahun 2017, kemudian 7,29% tahun 2018, dan 6,92% tahun 2019. Tetapi angka melonjak tajam karena imbas pandemi Covid, yaitu menjadi 9,54% tahun 2020, namun tahun 2021 turun lagi meskipun hanya pada angka menjadi 8,94%.

Berbagai keberhasilan pembangunan kemudian berdampak pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

“Tahun 2018, IPM berada pada angka 84.37, kemudian menjadi 85.07 tahun 2019, lalu menjadi 85,41 pada 2020, dan naik 85.71 di tahun 2021. Dengan kenaikan yang terjadi setiap tahun itu, Banda Aceh menduduki peringkat dua nasional diantara 514 kabupaten/kota se-Indonesia,”kata wali kota.

Untuk pertumbuhan ekonomi, kondisi tahun 2017 adalah 3,39% menjadi 4.49% tahun 2018, lalu turun sedikit menjadi 4,13% tahun 2019, dan sempat berada pada angka -3,29% tahun 2020 karena dampak pandemi. “Namun Alhamdulillah, tahun 2021 pertumbuhan ekonomi kembali bangkit dan mengalami peningkatan sebesar 5,53%,” ungkap alumni FEB USK ini.

Selain berbagai keberhasilan tersebut, Aminullah juga memaparkan capaian di bidang infrastruktur dan pelayanan air bersih yang cakupan pelayanannya saat ini sudah mencapai total 98%. Kemudian jumlah sambungan dari 45.500 sambungan pada 2017 naik menjadi 52.799 sambungan tahun 2021.

“Alhamdulillah PDAM Tirta Daroy Banda Aceh juga mendapatkan predikat sehat dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Aceh,’ katanya. [HBA]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda