DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Siswa dan siswi SMP Negeri 6 Banda Aceh mengembangkan inovasi pembuatan sabun cuci tangan ramah lingkungan berbasis eco-enzyme. Pengembangan tersebut sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan.
"Kegiatan ini bagian dari program kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk Teknologi Tepat Guna (PKMBP-TTG) tahun 2025 dengan sekolah untuk menumbuhkan kesadaran siswa dan siswi mengenai pentingnya menjaga lingkungan," kata Ketua Tim Pengabdian, Dra.Latifah Hanum,M.Si, Sabtu (13/9/2025).
Ia menjelaskan, pembuatan sabun ramah lingkungan ini menggunakan bahan dasar eco-enzyme, yaitu cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah dan sayuran. Dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, siswa tidak hanya mengurangi sampah organik, tetapi juga menghasilkan produk yang bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.
Keunggulan lain dari sabun eco-enzyme ini adalah sifatnya yang mudah terurai di alam sehingga tidak meninggalkan residu berbahaya di air maupun tanah. Hal ini membuat penggunanya jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan sabun konvensional yang mengandung detergen kimia.
Proses pembuatan ini dilakukan secara berkelompok di Aula SMP Negeri 6, dengan bimbingan Tim Pengabdian yang diketuai oleh Dra.Latifah Hanum,M.Si., dan beranggotakan M.Ridha Siregar, SE.,M.M., Dra.Erlidawati, M.Si., Syellyn Rifka Maghfira, M.Mufti Rafsanjani, Adrika Silmi, Lisa Safitri, Nurfatimah, T Muhammad Fauzan, Muhammad Iqbal, Ferly Zulfayanto, Cut Amelia Tarisa, Rafi Aqilah Faatin, Sofia Alfira, Furqan, Rahmazani, M. Zhaki Ramadhan, Siska Fitriani, dan Rauzatun Ima.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 6 Banda Aceh, Syarifah Nargis, S.Pd, M.Pd menyambut baik kegiatan ini di sekolahnya. Hal ini menjadi langkah nyata sekolah dalam mendukung gerakan ramah lingkungan sekaligus melatih keterampilan dalam mengelola limbah organik.
"Para siswa tampak antusias mulai dari tahap persiapan hingga menghasilkan suatu produk sabun cuci tangan ramah lingkungan. Sabun ini diklaim lebih aman bagi kulit serta tidak mencemari lingkungan karena lebih minim bahan kimia berbahaya yang terkandung didalamnya, seperti metil ester sulfonat (MESS)," ungkapnya.
Ia menambah, para siswa juga senang mendapatkan pengetahuan baru. Dengan adanya kegiatan ini, siswa sudah mampu mengenali bahan apa saja yang dapat digunakan dalam produksi sabun, salah satunya limbah organik.
"Sabun cuci tangan ini nantinya tidak hanya digunakan lingkungan sekolah, tetapi juga direncanakan untuk diperjualbelikan. Kegiatan ini membuktikan bahwa inovasi sederhana dari tangan pelajar bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan dan masyarakat." tutupnya. [*]