kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tari Saman, Rapai Geleng dan Debus Memukau Pengunjung ICE Apeksi 2019

Tari Saman, Rapai Geleng dan Debus Memukau Pengunjung ICE Apeksi 2019

Sabtu, 06 Juli 2019 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

[Foto: humas Pemko Banda Aceh]

DIALEKSIS.COM | Semarang - Tari Saman, Rapai Geleng dan Debus yang ditampilkan anak-anak Banda Aceh mampu menghentak panggung budaya Indonesia City Expo (ICE) Apeksi XIV yang digelar dilapangan Pancasila kawasan Simpang Lima Semarang, Jumat (5/7/2019) malam.

Sejumlah kota-kota anggota Apeksi ikut memeriahkan event tahunan ini dengan menampilkan kesenian masing-masing daerah. 

Saat jadwal Banda Aceh tiba dan diminta tampil ke panggung, para penari asal bumi Serambi Mekkah langsung menghipnotis pengunjung dengan tarian Rapai Geleng. Kelincahan dan keseragaman gerakan para penari yang disertai dengan syair membuat ribuan pengunjung panggung budaya ICE terkesima. 

Mereka tak henti-henti memberikan applaus kepada para penari dari Sanggar Citka Geunta tersebut. Bahkan tidak sedikit dari pengunjung mengabadikan tarian ini dengan ponsel mereka.

Tidak berhenti disitu, pengunjung kembali dibuat terhibur dengan penampilan Tari Saman. Tari yang sudah dikenal diseantero dunia ini juga mendapat apresiasi dari masyarakat Semarang dan pengunjung ICE dari berbagai daerah di Indonesia. 

Dalam kesempatan ini, Banda Aceh juga menampilkan Rapai Debus. penampilan anak-anak Sanggar Gemilang binaan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman juga membuat para pengunjung terpesona. 

Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin saat diwawancarai di atas panggung menyampaikan tarian yang ditampilkan merupakan tarian tradisional kebanggaan masyarakat Aceh yang telah mendunia. 

"Cuma Saya minta Rapai Debus jangan ditiru sembarangan. Para pengunjug ketika pulang nanti, tolong jangan sekali-sekali mencoba melakukan seperti penari di atas panggung. Debus ini hanya dilakukan oleh profesional," pinta Zainal Arifin.

Selain tarian, kata Zainal Arifin, Banda Aceh juga banyak memiliki daya tarik lainnya yang wajib dikunjungi, seperti destinasi wisata Islami, wisata tsunami dan sejumlah cagar budaya yang meniliki sejarah panjang masuknya Islam ke kota yang dijuluki Kutaraja. Kuliner yang dilabeli 3E juga menjadi salah-satu alasan kenapa Banda Aceh harus dikunjungi. 

"Kami memiliki Masjid Raya Baiturrahman, mesjid ini menjadi daya tarik wisatawan ke Banda Aceh, bukan hanya wisatawan nusantara tapi juga dari manca negara. Wisman yang paling banyak datang dari Malaysia, mereka ingin menikmati suasana bulan Ramadhan di Banda Aceh," ungkap sosok yang akrab disapa Cek Zainal ini. 

"Selain itu, kami memiliki kuliner paling enak. Pak Wali Kota kami, Aminullah Usman melabeli kuliner Aceh dengan 3E, artinya enak, enaaaak dan enaaaaak sekali. Kami juga punya kopi terbaik di dunia. Meski kebun kopi bukan di Banda Aceh tapi racikan kopi terbaik ada di kota kami. Selain itu ada Sie Reuboh (daging rebus khas Aceh), kuah pliek, Kuah Beulangong, Keumamah (Ikan Kayu) dan berbagai jenis kuliner lainnya. Belum lengkap rasanya berwisata kalau belum mengunjungi Banda Aceh. Malam ini Saya ajak kita semua, ayo ke Banda Aceh," tutup Zainal Arifin. (mkk)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda