TBM RUMAN Aceh Adakan Pertemuan dengan Calon Relawan Pustaka
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Taman bacaan masyarakat (TBM) di bawah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh mengadakan pertemuan dengan para calon relawan.
Kegiatan itu berlangsung Sabtu (29/6/2019) pagi hingga siang di basecamp RUMAN Aceh di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.
Pertemuan yang dipimpin langsung oleh Pembina TBM RUMAN Aceh, Ahmad Arif itu dihadiri oleh 5 orang calon relawan baru dan 2 orang relawan lama.
"Seminggu sebelumnya kita menggelar open recruitment melalui sosial media. Lalu, hari ini kita gambarkan kepada mereka perihal khidmah yang kita lakukan sejak April 2013 lalu. Terutama teknis kegiatan wisata buku gratis MIBARA (minggu baca rame-rame)", ujar Arif.
Calon relawan yang mendaftar, ujar Arif melanjutkan berjumlah 10 orang, terdiri dari 6 orang wanita dan 4 orang lelaki.
Mayoritas calon relawan kita masih berstatus sebagai mahasiswa. Seorang lainnya baru wisuda sarjana. Bahkan seorang di antaranya adalah alumni S2 Hubungan Itnternasional UGM. Kebetulan, calon relawan lelaki berhalangan hadir.
"Konsep kerelawanan di kita sangat sederhana. Yaitu, siapa saja yang mampu meluangkan waktu, bukan memberi waktu luang", imbuh Arif.
Raudhatul Hasanah Lie, mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Ar-Raniry merupakan salah seorang calon relawan yang datang.
"Saya mau bermanfaat bagi masyarakat. Karena itu saya mendaftar ke TBM RUMAN Aceh yang kegiatannya banyak dan gratis bagi masyarakat Aceh", ujar Raudhah yang baru membuat video kegiatan MIBARA RUMAN Aceh.
Kunjungan Pegiat Literasi
Sebelumnya, pada hari Selasa, Kamis dan Jumat (25, 27, 28/6/2019) kemarin, TBM RUMAN Aceh mendapat kunjungan beberapa pegiat literasi dari 3 daerah, yaitu Bener Meriah, Aceh Barat dan Aceh Tamiang.
RUMAN Aceh juga dikunjungi seorang pustakawan alumni S2 UIN Yogyakarta yang baru saja mengikuti konferensi internasional lima tahunan perpustakaan yang digelar di India.
"Salah seorang pegiat literasi dari Aceh Tamiang sedang menulis tesis magisternya di Universitas Sumatera Utara perihal dampak keberadaan DKA (Dewan Kesenian Aceh) terhadap komunitas. Kita sempat mendiskusikan hal tersebut", ungkap Arif.
Sementara Cut Putri Diana, pegiat literasi dari Meulaboh, Aceh Barat merasa sangat penasaran dengan kiprah RUMAN Aceh dan sangat ingin mengetahui proses perjalanannya.
"Kebetulan saya baru selesai mengikuti bimbingan teknis perihal pengelolaan perpustakaan di Banda Aceh. Sebelum kembali ke Meulaboh, saya langsung ke RUMAN Aceh untuk mengetahui perjalanan yang telah mereka lalui", ungkap Putri. (ahm)