kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / TDMRC: Potensi Tsunami di Aceh Tetap Ada, Bisa Bersumber dari Dekat atau Jauh

TDMRC: Potensi Tsunami di Aceh Tetap Ada, Bisa Bersumber dari Dekat atau Jauh

Selasa, 29 Desember 2020 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Alfi Nora
Wakil Ketua TDMRC Unsyiah, Dr Syamsidik. [IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menurut Wakil Ketua Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah dan Ahli Tsunami, Dr Syamsidik, Aceh masih memerlukan sejumlah pakar terkait ilmu dan teknologi mitigasi tsunami.

Kebutuhan terhadap para pakar ini bersifat urgen mengingat dalam kurun 10 tahun terakhir nyaris tidak ada penambahan dari segi personil kepakaran tsunami. Aspek re-generasi juga perlu diperhatikan.

Sisi lain, dukungan terhadap riset mitigasi tsunami saat ini perlu diperhatikan dengan mengedepankan pendekatan multi-disipliner.

“Riset-riset tersebut tidak saja yang menjawab proses tsunami secara fisik, namun juga proses peningkatan kesiapsiagaan masyakarat dan kapasitas pemerintah,” ujar Dr Syamsidik saat dihubungi Dialeksis.com, Selasa (29/12/2020).

Baginya, isu-isu terkini pendekatan multi-hazards seperti dalam kasus-kasus Covid-19 yang relatif baru belum cukup di-eksplore jika bencana tsunami terjadi pada masa pandemi.

Syamsidik menyampaikan bahwa potensi tsunami di Aceh tetap saja ada dan bersumber dari sumber dekat seperti pada jalur patahan pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia, maupun dari sumber-sumber jauh.

“Beberapa sumber yang saat ini juga turut diperhatikan adalah tsunami yang disebabkan oleh longsor bawah laut seperti pada peristiwa tsunami Palu 2018 lalu,” ungkapnya.

Ia menguraikan, yang menjadi catatan penting selama 16 tahun peristiwa tsunami Aceh, untuk semua pihak tidak hanya pemerintah.

Menurutnya, Pemerintah mungkin dapat memfokuskan diri pada teknologi mitigasi tsunami yang bersifat hard-structure dan memerlukan pengerahan sumber daya besar.

“Sedangkan Lembaga-lembaga pendidikan formal maupun non formal dapat memfokuskan diri pada peningkatan kesiapsiagaan masyarakat melalui integrasi pendidikan pada sistem pendidikan kita,” ungkapnya.

Selanjutnya, masyarakat sendiri perlu pula secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan peningkatan kesiapsagaan masyarakat, termasuk memperkuat ketahanan gampong melalui serangkaian kegiatan di tingkat gampong seperti melakukan latihan evakuasi tsunami gampong, mempersiapkan kondisi kedaruratan bencana di gampong.

“Peluang tersebut ada mengingat dana Gampong dapat digunakan untuk jenis-jenis kegiatan seperti ini,” ucapnya.

Media massa juga perlu secara konsisten dan cermat menyajikan berita-berita yang memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, tidak hanya tsunami namun juga pada jenis bencana lainnya.

Pihaknya, berharap semoga peringatan 16 tahun tsunami Aceh ini tidak semakin melemahkan semua masyarakat, dalam upaya peningkatan kesiapsiagaan terhadap tsunami. Perlu upaya yang berkelanjutan pula dalam mitigasi tsunami.

“Kita semua perlu mengingat bahwa semakin kita menjauh dari peristiwa tsunami 2004, sesungguhnya kita sedang mendekati peristiwa tsunami berikutnya meskipun kapan terjadi tetap menjadi rahasia Allah SWT. Tugas kita selaku manusia tetap menjaga kewaspadaaan kita terhadap tsunami,” harapnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda