kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Terkait Full Day School, Begini Kata Psikolog Aceh

Terkait Full Day School, Begini Kata Psikolog Aceh

Sabtu, 13 Agustus 2022 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Psikolog Aceh, Nurjanah. [Foto: Serambinews/Hari Mahardika]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Tamiang, Nurdin mengapresiasi Dinas Pendidikan Aceh dan Kebudayaan Aceh Tamiang yang menerapkan pola belajar full day school (Sehari Penuh).

Menurutnya, langkah kebijakan tersebut merupakan langkah strategis, apalagi mengingat keluhan para wali murid belakangan ini yang mengeluh soal kewalahan dalam menghadapi anak-anaknya yang kecanduan dengan gadget.

Menanggapi hal tersebut, Psikolog Aceh, Nurjanah mengatakan, dahulu untuk bermain seseorang membutuhkan area yang luas, sekarang tanah/lahan makin mahal dan sempit. Sehingga kita cukup bermain dengan menggunakan area kecil berupa kotak monitor , inilah yang disebut dengan generasi digital (Palfrey & Gasser, 2008).

Menurutnya, hampir berbagai aktivitas kita tak dapat lepas dari internet, seolah kehidupan akan sulit berjalan dengan baik tanpa internet, tanpa HP/Gadget. Internet seolah oksigen yang tanpanya kita jelas tak dapat bernafas. 

“Penggunaan gadget dalam durasi yang Panjang secara kontinyu dapat menyebabkan adiksi (kecanduan) yang memiliki dampak langsung maupun tak langsung pada perkembangan seorang anak,” sebutnya dalam keterangannya yang diterima Dialeksis.com, Sabtu (13/8/2022).

Lanjutnya, dampak yang paling dirasakan adalah terganggunya sosialisasi dan komunikasi , sehingga seorang anak terlalu nikmat dalam kesendirian. Kehadiran gadget bak 2 sisi positif dan negative yang tak dapat dihindarkan.

“Beberapa gangguan pun dapat terjadi akibat kecanduan penggunaan internet yang overdosis ini,” ujarnya.

Kemudian, Ia mengatakan, untuk mengurangi durasi penggunaan gadget dan mencegah addiksi (kecanduan), maka solusi yang ditawarkan berupa fullday school amat strategis dan solutif. 

“Meskipun dalam fullday school tersebut perlu didisain content belajar yang dapat menstimulasi perkembangan anak secara holistic,” sambungnya. 

Lebih lanjut Ia menyebutkan beberapa point, diantaranya:

a. Perkembangan intelektual : perkembangan intelektual meliputi perkembangan inteligensi dan kreativitas. Keseimbangan otak kiri dan kanan perlu diperhatikan dalam disain content belajar.

b. Perkembangan kepribadian dan sosial : mengasah kepribadian melalui penguatan konsep diri, penajaman karakter positif dan mengasah kebajikan. Keseimbangan kecerdasan emosi, social dan spiritual menjadi suatu keniscayaan. Melalui kegiatan yang menajamkan hati dan Nurani (termasuk mengasah empati, menyintai sesama dan alam semesta, saling tolong menolong dsb).

c. Perkembangan fisik : mengasah kesamaptaan, ketangguhan fisik melalui kegiatan olah raga seperti berenang, berkuda dan memanah sesuai sunah. Serta kegiatan olah fisik lainnya. 

Nurjanah juga menyebutkan beberapa efek kecanduan daripada gadget, yaitu, Mood Modification yang sangat berpengaruh ke suasana hati/Mood.

Kemudian, Dominasi aktivitas sehari-hari, Tolerance, peningkatan jumlah waktu penggunaan gadget. “Withdrawal symptoms, ingin menyendiri, Konflik dengan diri, keluarga, teman dan lain lain,” pungkasnya. []

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda