Kamis, 30 Oktober 2025
Beranda / Berita / Aceh / Tgk. Umar Rafsanjani: Rektor USK ke Depan Harus Paham Agama dan Dekat dengan Ulama

Tgk. Umar Rafsanjani: Rektor USK ke Depan Harus Paham Agama dan Dekat dengan Ulama

Kamis, 30 Oktober 2025 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Pimpinan Dayah Mini Aceh sekaligus Ketua PW Tastafi Kota Banda Aceh, Tgk. H. Umar Rafsanjani, Lc., M.A. Foto: for Dialeksis 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pimpinan Dayah Mini Aceh sekaligus Ketua PW Tastafi Kota Banda Aceh, Tgk. H. Umar Rafsanjani, Lc., M.A, menilai bahwa sosok Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) periode 2026-2031 mendatang haruslah figur yang memahami agama, memiliki kedekatan dengan ulama, serta mampu berinteraksi dengan masyarakat secara luas.

Menurut Tgk. Umar, rektor bukan hanya pemimpin administratif dan akademik, tetapi juga figur moral yang mampu menuntun arah kampus sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal Aceh.

“Rektor USK ke depan idealnya sosok yang paham agama, dekat dengan para ulama, bahkan mampu berdiri di mimbar untuk memberi ceramah. Nilai-nilai keagamaan penting dijadikan dasar agar kampus ini tetap berpijak pada moral dan budaya masyarakat Aceh,” ujar Tgk. Umar kepada Dialeksis saat diminta tanggapan, Kamis 30 Oktober 2025. 

Ia menegaskan, calon rektor yang baik harus memiliki kapasitas keilmuan yang teruji dan rekam jejak akademik yang jelas di internal kampus. 

Menurutnya, USK membutuhkan ilmuwan sejati yang bukan hanya unggul dalam teori, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap pengembangan universitas dan masyarakat.

Meski jejaring nasional dan internasional dianggap penting, Tgk. Umar menilai hal itu bukan prioritas utama dalam menentukan pemimpin kampus. Yang lebih mendesak, katanya, adalah kecakapan komunikasi, kemampuan mendengar aspirasi, dan kesediaan berbuat memperbaiki kondisi kampus sesuai masukan publik, terutama memperkuat aqidah dan akhlak mashasiswanya. 

“Rektor harus komunikatif dan terbuka. Mampu mendengar, lalu menindaklanjuti saran dan kritik masyarakat. Itu bagian penting agar kampus tidak terkesan eksklusif dan menutup diri,” ungkapnya.

Ia juga mengingatkan agar USK tidak lagi dicitrakan sebagai ‘menara gading’ yang jauh dari kehidupan sosial masyarakat. Citra itu, menurutnya, harus dipatahkan dengan kerja nyata dan keterlibatan aktif kampus dalam menyelesaikan persoalan publik.

“Klaim bahwa kampus hidup di menara gading harus dilawan dengan bukti. USK harus hadir di tengah masyarakat, berkontribusi nyata, dan menjadi pusat solusi, bukan sekadar menara ilmu yang terpisah dari realitas,” pungkas Tgk. Umar Rafsanjani Dewan Pembina DPP ISAD Aceh.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI