kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tim Dosen Perikanan UTU Bantu Nelayan dengan Teknologi Bubu Ikan Berbasis Rotan dan Daun Pinang

Tim Dosen Perikanan UTU Bantu Nelayan dengan Teknologi Bubu Ikan Berbasis Rotan dan Daun Pinang

Minggu, 22 September 2024 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Tim dosen dari Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar sebuah workshop dengan tema Pembuatan Bubu Ikan Karang Berbasis Sumberdaya Lokal. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tim dosen dari Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar sebuah workshop dengan tema Pembuatan Bubu Ikan Karang Berbasis Sumberdaya Lokal.

 Workshop ini diadakan di Balai Pertemuan Desa Ujong Drien, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, dan dikhususkan bagi nelayan tradisional di kawasan Lhok Meureubo, Pada Sabtu (21/9/2024).

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristekdikti) tahun 2024. 

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional dengan memberikan mereka pelatihan teknologi ramah lingkungan yang memanfaatkan sumberdaya lokal. 

Inisiatif ini juga mendukung upaya perlindungan ekosistem laut, khususnya terumbu karang, yang merupakan habitat penting bagi berbagai spesies ikan karang.

Hadir dalam acara ini sejumlah tokoh penting, termasuk Panglima Laot Lhok Meureubo, Sekretaris Panglima Laot, perangkat desa, dan perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Barat, yakni Bapak Fachrurozi Amir, S.Pi., M.Si. 

Tidak ketinggalan, Ketua dan Anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) dari beberapa kelompok nelayan, seperti KUB Jaya Bersama, KUB Sepakat, KUB Nelayan Mandiri, serta KUB Kuala Meureubo. 

Selain itu, mahasiswa Program Studi Perikanan UTU turut berpartisipasi dalam kegiatan ini sebagai bagian dari Magang MBKM Program Pengabdian kepada Masyarakat, yang juga mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU-2) kampus.

Dalam workshop ini, nelayan diperkenalkan dengan cara pembuatan bubu ikan karang yang ramah lingkungan. 

Bubu adalah salah satu alat tangkap tradisional yang terbuat dari bahan alami, seperti rotan, daun kelapa, dan daun pinang, yang semuanya dapat ditemukan secara lokal. 

Teknologi ini dipilih karena tidak merusak ekosistem laut, khususnya terumbu karang, yang sangat rentan terhadap kerusakan akibat penangkapan ikan yang tidak terkendali.

Pelatihan tersebut dipimpin oleh Ketua Tim Pengabdian, Bapak Afdhal Fuadi, S.Pi., M.Si., yang menjelaskan bahwa teknologi bubu ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga efektif dalam meningkatkan hasil tangkapan nelayan. 

Afdhal menegaskan bahwa pemilihan bahan lokal seperti rotan dan daun pinang sebagai atraktor ikan dalam bubu dapat menarik ikan karang untuk masuk ke dalam perangkap, tanpa memerlukan bahan kimia atau jaring yang dapat merusak lingkungan.

“Daun pinang dan daun kelapa berfungsi sebagai atraktor alami yang memikat ikan karang untuk masuk ke dalam bubu. Setelah ikan masuk, mereka akan kesulitan keluar karena desain pintu yang khusus,” jelas Afdhal. 

Ukuran bubu yang dibuat selama workshop juga disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perairan setempat. Bubu tersebut dirancang dengan ukuran tinggi 60 cm, lebar 110 cm, dan panjang 190 cm, yang ideal untuk menangkap berbagai jenis ikan karang.

Nelayan yang hadir dalam workshop ini menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka tak hanya mendengarkan teori, tetapi juga ikut terlibat langsung dalam proses pembuatan bubu. 

Beberapa nelayan tampak mencatat dengan cermat ukuran-ukuran kawat dan material lainnya agar mereka bisa membuat bubu dengan benar di rumah. 

Partisipasi aktif ini menunjukkan besarnya minat mereka untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan tersebut.

Salah seorang nelayan menyatakan bahwa teknologi bubu ini sangat membantu mereka dalam meningkatkan hasil tangkapan tanpa harus merusak habitat ikan. 

“Ini sangat bagus, kita bisa menangkap ikan lebih banyak, tapi tanpa merusak karang tempat mereka tinggal,” ungkap, Heri, salah satu peserta workshop.

Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi nelayan, tetapi juga untuk menjaga kelestarian ekosistem laut. 

Dengan pemanfaatan teknologi yang sederhana namun efektif ini, diharapkan nelayan tradisional dapat terus menangkap ikan dengan cara yang tidak mengancam kelangsungan hidup terumbu karang dan habitat laut lainnya.

"Teknologi bubu ramah lingkungan diharapkan dapat terus dikembangkan dan diterapkan secara luas sehingga nelayan tradisional dapat merasakan manfaat ekonomi yang berkelanjutan tanpa harus mengorbankan lingkungan," pungkasnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda