kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tim Kemenkes dan Pemko Banda Aceh Monev Intervensi Spesifik Penurunan Stunting

Tim Kemenkes dan Pemko Banda Aceh Monev Intervensi Spesifik Penurunan Stunting

Kamis, 16 Mei 2024 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Sekdako Banda Aceh Wahyudi memimpin pertemuan monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan intervensi spesifik penurunan stunting di Kota Banda Aceh. Pertemuan ini dihadiri langsung oleh Tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang bertempat di Ruang Rapat Wali Kota Banda Aceh, Rabu (15/5/2024). [Foto: Dinkes BNA]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Wahyudi memimpin pertemuan monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan intervensi spesifik penurunan stunting di Kota Banda Aceh. Pertemuan ini dihadiri langsung oleh Tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang bertempat di Ruang Rapat Wali Kota Banda Aceh, Rabu (15/5/2024).

Pertemuan ini turut dihadiri oleh pejabat penting dan melibatkan lintas sektor, diantaranya Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh, Bappeda, DP3AP2KB, DPMG, Disdikbud, Dinsos,Kepala Kemenag Kota Banda Aceh, Diskominfotik, Sekretaris Dinkes, Kabid Kesmas Dinkes, Penjab Gizi Dinkes Kota Banda Aceh, Penjab Ibu Hamil, Penjab Anak Dinkes Kota Banda Aceh, Penjab Pendidikan Dasar, Penjab Imunisasi serta Satgas Stunting.

Sekda Kota Banda Aceh, Wahyudi, S.STP., M.Si., menyampaikan apresiasi atas kehadiran Tim Kemenkes RI dan menekankan pentingnya kolaborasi dalam upaya penurunan stunting di Kota Banda Aceh. 

"Pemerintah Kota Banda Aceh berkomitmen penuh untuk mendukung berbagai program intervensi yang telah direncanakan dan dilaksanakan," tuturnya.

Wahyudi juga mengajak semua pihak terkait untuk bekerja lebih keras dalam mencapai target penurunan stunting yang telah ditetapkan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman, SKM., M.Kes memaparkan capaian intervensi spesifik penurunan stunting pada tahun 2023 serta capaian intervensi spesifik triwulan I tahun 2024. 

Lukman menjelaskan bahwa pada tahun 2023, berbagai program intervensi telah berhasil dilaksanakan dengan baik, menghasilkan penurunan signifikan dalam angka stunting di Kota Banda Aceh. Capaian ini mencerminkan upaya keras dan kolaborasi yang efektif antara pemerintah kota, tenaga kesehatan, dan masyarakat.

Memasuki triwulan I tahun 2024, capaian intervensi spesifik terus menunjukkan hasil yang positif. Lukman menyoroti peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, serta implementasi program gizi yang lebih intensif sebagai faktor kunci dalam keberhasilan ini. 

“Kami berkomitmen untuk terus memperkuat program-program yang sudah berjalan dan berinovasi dalam metode intervensi untuk memastikan setiap anak di Banda Aceh tumbuh dengan sehat dan bebas dari stunting,” ujar Lukman.

Adapun Capaian Intervensi Spesifik Stunting Tahun 2023 yaitu Rematri yang mendapat skrining anemia: 48%, Rematri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD): 64%, Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) minimal 6 kali: 69%, Ibu hamil yang mengonsumsi TTD selama kehamilan: 92%, Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang mendapat tambahan asupan gizi: 90%, Pemantauan pertumbuhan balita: 83,1%, Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif: 71%, Anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI): 70%, Balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi: 80%, Balita gizi buruk yang mendapat pelayanan tatalaksana gizi buruk: 90%, Balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap: 37,5%, Desa yang bebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS): 100%.

Selanjutnya, Capaian Intervensi Spesifik Triwulan I Tahun 2024 yaitu Rematri yang mendapat skrining anemia: 0% (Kegiatan direncanakan pada bulan Agustus 2024), Rematri yang mengonsumsi TTD: 55,3%, Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) minimal 6 kali: 11,2%, Ibu hamil yang mengonsumsi TTD selama kehamilan: 22,5%, Ibu hamil dengan KEK yang mendapat tambahan asupan gizi: 100%, Pemantauan pertumbuhan balita: 85,7%, Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif: 60,3%, Anak usia 6-23 bulan yang mendapat MP-ASI: 65%, Balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi: 10%, Balita gizi buruk yang mendapat pelayanan tatalaksana gizi buruk: 100%, Balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap: 6%, Desa yang bebas dari BABS: 100%

Pada akhir sesi pertemuan Monev Pelaksanaan Intervensi Spesifik Penurunan Stunting di Kota Banda Aceh, Sekda Wahyudi dan Kepala Dinkes Lukman mengharapkan di triwulan selanjutnya, capaian intervensi spesifik yang telah direncanakan dapat terealisasi dengan optimal, sehingga mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan.

“Kami optimis bahwa dengan upaya bersama dan pengawasan yang ketat, kita dapat merealisasikan semua program yang telah direncanakan. Semoga intervensi spesifik yang dilakukan mampu memberikan dampak nyata dalam menurunkan angka stunting di Kota Banda Aceh," pungkas Kadinkes Banda Aceh. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda