kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tim Lintas Fakultas USK Wujudkan Konsep Sustainability di Kedai Kopi

Tim Lintas Fakultas USK Wujudkan Konsep Sustainability di Kedai Kopi

Senin, 15 Agustus 2022 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +


[Foto: Istimewa]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kedai atau warung kopi merupakan tempat favorit semua golongan masyarakat di Aceh baik untuk bersantai maupun melakukan pertemuan. Sayangnya kebanyakan warung kopi belum ramah terhadap lingkungan.

Hal ini terlihat dari sampah bubuk kopi dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan. Begitu juga dengan sampah non-organik lainnya yang berasal dari kemasan susu, botol minuman, gelas plastik dan lain sebagainya. Rata-rata sampah wadah minuman plastik tersebut berjumlah 100 buah/hari termasuk botol-botol minuman dan ampas kopi yang dibuang sebanyak 0,5 kg./hari. 

Kepedulian terhadap sampah yang dihasilkan oleh kedai kopi seharusnya menjadi tanggungjawab bersama antara produsen, konsumen dan pemerintah seperti yang tertuang dalam UU Nomor 18 Tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 138 Tahun 2018 Tentang Kebijakan dan Strategi Provinsi Aceh Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Tahun 2017-2025 untuk Aceh bebas sampah di tahun 2025. 

[Foto: Istimewa]

Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Senin (15/8/2022), Menanggapi fenomena ini, Tim pengabdi Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis Produk (PKMBP) tahun 2022 dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) telah melaksanakan kegiatan pengabdian dalam bentuk pembinaan pengelolaan sampah pada Kedai Kopi Barika di Lambaro, Aceh Besar. 

Kedai Kopi Barika dinilai memiliki desain arsitektur yang “sustainable” dengan menekankan konsep “open air”, suasana yang nyaman dan ruangan terbuka namun sayangnya masih belum melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi “zero waste management” untuk perwujudan sustainability.

Kegiatan pengabdian ini bertujuan menciptakan bisnis kedai kopi yang ramah terhadap lingkungan dan membuka peluang usaha baru bagi remaja dengan memanfaatkan sampah.

Tim Pengabdi diketuai oleh Dr. Ratna Mulyany, BAcc, MSAcc dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan dianggotai Dr. Cut Nursaniah, ST., MT dan Nurisra, ST., MT dari Fakultas Teknik beserta tiga anggota mahasiswa yaitu Rana Anoora, Rauzatul Geubrina, dan Siti Raisha Faziya. 

Kegiatan pengabdian melibatkan beberapa mitra yaitu Yulia Andira seorang remaja lulusan Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry selaku owner Kedai Kopi Barika dan kelompok anak muda yang berasal dari lingkungan sekitar kedai tersebut yang diwakili oleh Yanti, seorang remaja putri lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kayee Lee yang mempunyai keterampilan dalam mengolah sampah non-organik, namun belum mempunyai pengetahuan bagaimana menjalankan usaha dan pemasaran produknya. 

Produk yang dihasilkan pada kegiatan ini adalah berbagai kerajinan tangan seperti tempat tisu, bunga, alas meja, pot bunga, reusable bag (tas) dan berbagai produk lainnya yang menggunakan sampah daur ulang dari kedai kopi seperti bekas tutup botol, sedotan minuman, botol plastic dan lain-lain. 

Beberapa produk lainnya juga akan dihasilkan secara terus menerus dari sampah daur ulang yang dihasilkan oleh Kedai Kopi Barika sehingga bukan saja kegiatan ini menunjang pengelolaan sampah yang baik namun juga mendukung kegiatan kreativitas masyarakat.

Menurut Ketua Pengabdi, Dr. Ratna Mulyany, seandainya kedai ini mengolah sampahnya sendiri dan memanfaatkan hasil pengolahan sampahnya serta mengurangi penggunaan wadah plastik, maka kedai ini satu-satunya kedai kopi yang telah menerapkan sustainability program yang ramah terhadap lingkungan di Kabupaten Aceh Besar.  

Owner Kedai Kopi Barika, Yulia Andira juga mengungkapkan rasa penghargaan sebesar-besarnya atas inisiatif yang dilakukan oleh Tim Pengabdi karena kegiatan ini menggerakkan tim Kedai Kopi Barika untuk melakukan pengelolaan sampah dengan benar dengan mengurangi sampah dari sumbernya dan mengolah sampah tersebut menjadi barang yang bernilai jual.

Yanti yang mewakili kelompok remaja daerah sekitar yang mempunyai keterampilan dalam mengolah sampah non-organik, turut mengungkapkan bahwa kegiatan ini membuka kesempatan untuk remaja seperti beliau untuk turut berperan dalam mewujudkan kelestarian lingkungan dan menghasilkan produk berbasis sampah daur ulang yang diharapkan juga mampu memiliki nilai jual untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal seperti beliau.

Dengan adanya kegiatan pengabdian ini yang melibatkan kolaborasi pihak kampus baik akademisi dan mahasiswa lintas fakultas USK dan berbagai mitra pengusaha dan masyarakat lokal diharapkan terwujudnya bisnis kedai kopi yang sustainable dari seluruh aspek dan membuka peluang usaha untuk masyarakat tempatan serta pada akhirnya mewujudkan visi Aceh bebas sampah tahun 2025. []

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda