Beranda / Berita / Aceh / Tim SAR Banda Aceh Evakuasi Kru Kapal Liberia yang Sakit di Tengah Laut

Tim SAR Banda Aceh Evakuasi Kru Kapal Liberia yang Sakit di Tengah Laut

Sabtu, 19 Oktober 2024 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Operasi penyelamatan dan evakuasi medis satu orang kru kapal asing MV. AL Murabba berhasil dilakukan oleh Tim SAR Banda Aceh setelah menerima laporan darurat dari kapal yang sedang melintasi perairan Selat Benggala. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Operasi penyelamatan dan evakuasi medis satu orang kru kapal asing MV. AL Murabba berhasil dilakukan oleh Tim SAR Banda Aceh setelah menerima laporan darurat dari kapal yang sedang melintasi perairan Selat Benggala. 

Evakuasi dilakukan karena salah satu kru kapal, Danylo Gladen’kiy, warga negara Ukraina berusia 22 tahun, mengalami gejala serius akibat diabetes mellitus tipe 1 dengan koma dan serangan panik, sehingga membutuhkan penanganan medis segera.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banda Aceh, Al Hussain mengatakan bahwa laporan pertama diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banda Aceh melalui email pada Jumat (18/10/2024) malam, pukul 23.00 WIB. 

Kapal MV. AL Murabba, yang terdaftar di Liberia, tengah dalam pelayaran dari Barcelona, Spanyol, menuju Singapura. 

Kapal kargo berjenis Container Ship ini memiliki ukuran besar dengan panjang keseluruhan 368,52 meter dan lebar 51 meter, serta berlayar membawa muatan berbahaya, dikategorikan sebagai Hazard A (Major).

Dengan lokasi kapal berada di sekitar 7,31 mil laut dari perairan Aceh, tim SAR segera merencanakan evakuasi. Setelah menerima laporan, tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banda Aceh segera melakukan persiapan operasi SAR. 

Pada pukul 23.55 WIB, koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak terkait, termasuk TNI AL, Bea Cukai, Imigrasi, dan otoritas pelabuhan, guna menyusun rencana medevac. 

KN SAR Kresna 232 dikerahkan untuk menjemput korban di titik intercept yang ditentukan, yaitu di koordinat 05°40’00”N - 095°15’00”E, dengan jarak sekitar 7,31 mil laut di arah Barat Laut dari Ulee Lheue.

Pada pukul 00.10 WIB, tim penyelamat berangkat menuju lokasi intercept dengan kondisi cuaca yang cukup menantang, yakni hujan, angin bertiup dari arah Barat Daya dengan kecepatan 9 knot, serta gelombang setinggi 1 hingga 1,25 meter. Namun, hal ini tidak menghalangi semangat tim untuk segera menyelamatkan korban.

Tepat pukul 01.20 WIB, KN SAR Kresna 232 tiba di titik intercept dan langsung melakukan proses evakuasi korban dari MV. AL Murabba. 

Setelah korban dipindahkan ke kapal SAR, pemeriksaan kesehatan awal dilakukan oleh tim medis dari Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas 1 Banda Aceh. 

Mereka memastikan bahwa korban tidak terpapar penyakit menular atau berbahaya sebelum dibawa menuju pelabuhan Ulee Lheue.

Pukul 02.05 WIB, KN SAR Kresna 232 tiba di pelabuhan Ulee Lheue, di mana korban langsung dipindahkan ke ambulans milik Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas 1 Banda Aceh untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA) guna mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. 

Mengingat kondisi korban yang menderita komplikasi diabetes dan serangan panik, penanganan segera di rumah sakit menjadi langkah krusial dalam menyelamatkan nyawanya.

Ia juga apresiasi kepada seluruh unsur yang terlibat dalam operasi ini. Menurutnya, keberhasilan evakuasi ini tidak terlepas dari sinergi yang baik antara berbagai pihak, termasuk Pos TNI AL Lampulo, Polsek Ulee Lheue, Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas 1 Banda Aceh, Bea Cukai, Imigrasi, SROP Ulee Lheue dan Sabang, Satgas SAR, serta ORARI dan RAPI.

"Operasi SAR ini berjalan dengan lancar berkat kesiapan seluruh unsur terkait. Dalam situasi cuaca yang menantang, kita berhasil melakukan evakuasi korban dengan aman dan segera membawanya ke rumah sakit. Ini adalah bukti pentingnya kolaborasi dan koordinasi yang solid antara instansi pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi situasi darurat," ujar Al Hussain.

Meskipun cuaca tidak bersahabat, dengan hujan dan angin kencang, operasi ini berhasil diselesaikan dengan waktu yang relatif cepat. 

KN SAR Kresna 232 yang dikerahkan dalam operasi ini dilengkapi dengan peralatan lengkap, termasuk mobil compartment box, ambulans, peralatan komunikasi, papan spinal, tandu, dan perlengkapan SAR air lainnya yang memastikan kelancaran proses evakuasi.

Keberhasilan evakuasi ini kembali menegaskan pentingnya kesiapan Kantor SAR Banda Aceh dalam menghadapi berbagai kondisi darurat, baik di darat maupun di laut. 

Kantor SAR Banda Aceh berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan dan memperluas jaringan kerja sama demi memberikan pelayanan terbaik dalam situasi darurat, khususnya di wilayah perairan Aceh yang sering dilintasi kapal-kapal internasional.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, operasi medevac ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dalam penanganan bencana atau keadaan darurat di laut dapat terlaksana dengan baik dan efisien.

"Para pihak yang terlibat berharap agar korban, Danylo Gladen’kiy, segera pulih dan mendapatkan penanganan medis yang dibutuhkannya," pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda