kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Tradisi Meugang Hingga Harga Daging di Aceh

Tradisi Meugang Hingga Harga Daging di Aceh

Sabtu, 09 Juli 2022 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : nora

[Foto: Istimewa]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Meugang adalah tradisi memasak daging sehari sebelum Ramadhan, sebelum Idul Fitri, dan sebelum Idul Adha. Praktis, tradisi ini dilakukan tiga kali dalam setahun oleh masyarakat Aceh.

Meugang merupakan wujud dari sebuah tafsir agama yang diamalkan dalam bentuk budaya masyarakat Aceh. 

Jejak tradisi meugang di Aceh dimulai sejak tahun 1907, saat Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahkan telah memasukan tradisi meugang menjadi warisan budaya tak benda sejak tahun 2016.

Ketika hari meugang tiba, orang-orang kaya/mampu akan membagikan daging untuk para anak yatim dan duafa di desa-desa setempat. 

Bagi kaum duafa, momentum meugang adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu karena bisa makan daging yang hanya bisa mereka dinikmati 3 kali setahun. 

Ada juga yang tidak membeli daging sapi atau kerbau di hari meugang karena harga daging yang melambung tinggi sehingga tidak mampu untuk membelinya. Biasanya mereka memilih membeli ayam karena harga lebih murah. 

Harga daging sapi di setiap tempat tentu berbeda-beda. Pedagang menjualnya tergantung kepada modal yang dikeluarkan. 

Seperti pada meugang sambut Idul Adha tahun 2022 ini terdapat perbedaan harga di setiap daerah. 

Berikut daftar harga daging meugang di beberapa daerah di provinsi Aceh:

Di Kota Banda Aceh Rp 180 Kg, Aceh Besar Rp170 Kg, Aceh selatan Rp200 Kg, Aceh utara Rp170-180 Kg, Aceh Timur Rp180 Kg, Aceh Tenggara Rp150 Kg, Pidie Rp 170 Kg dan Abdya Rp170-180 Kg. 

Meski di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), harga daging masih melambung setiap menjelang hari raya besar Islam di Aceh.

Sebelumnya pihak Dinas Perkebunan dan Peternakan di seluruh Kabupaten di Aceh telah memperketat pemeriksaan ternak sapi dan kerbau, menjelang meugang. 

Namun, beberapa pedagang mengaku wabah PMK sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi minat pembeli.

Apalagi, sebelum dijual, daging sapinya terlebih dahulu dilakukan pengecekan oleh pihak Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) setempat. [nor]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda