Unsyiah Wisudakan 1.135 Lulusan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala melalui Sidang Terbuka yang dipimpin oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng kembali mewisudakan sebanyak 1.135 lulusan Sarjana/Pendidikan Profesi/Spesialis/Pascasarjana untuk priode Mei – Juli 2019 di Gedung AAC Dayan Dawood. (Rabu, 7/8/2019).
Rektor mengatakan, bahwa dari jumlah tersebut sebanyak 206 orang di antaranya lulus dengan predikat pujian atau cumlaude. Setelah wisuda yang 142 ini, maka secara keseluruhan jumlah lulusan Unsyiah telah mencapai 129.649 orang.
Menurut Rektor, jumlah lulusan perguruan tinggi di seluruh Indonesia setiap tahunnya terus bertambah, sekitar satu juta lulusan dengan berbagai level pendidikan. Di satu sisi, hal ini sangat menggembirakan, karena semakin banyak orang yang berhasil memperoleh pendidikan tinggi.
Namun di sisi lain, jumlah tersebut jauh lebih banyak daripada jumlah pertumbuhan lapangan pekerjaan. Akhirnya, ratusan ribu alumni perguruan tinggi ini kemudian menjadi pengangguran terbuka dalam waktu yang lama.
"Data terkini dari Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa, di antara pengangguran di Indonesia yang mencapai 7 juta orang, sekitar 400 ribu orang di antaranya adalah alumni perguruan tinggi," ungkap Rektor.
Rektor juga mengatakan, saat ini persaingan dunia kerja semakin sulit dengan datangnya era revolusi industri 4.0. Di mana pada era ini tenaga manusia akan secara signifikan tergantikan dengan mesin-mesin otomatis berbasis kontrol digital.
"Era ini akan bertumpu pada teknologi robotic, internet of thing, serta kecerdasan buatan (artificial intelligence), sehingga ratusan lapangan pekerjaan akan hilang atau minimal berkurang," kata Rektor.
Di sisi lain, era ini memberikan banyak kemudahan dan peluang yang sangat menjanjikan. Salah satu alasannya adalah karena internet menyediakan akses cepat, murah, dan super luas ke seluruh dunia. Hal ini didukung dengan tersedianya big data yang dapat dimanfaatkan oleh siapa saja. Kemudahan ini juga sangat mendukung peluang berwirausaha yang semakin terbuka lebar.
"Hal ini memberi kita kesempatan untuk mengakses pasar di seluruh dunia, tanpa batasan negara, bahkan tanpa memerlukan modal ratusan juta, yang dibutuhkan hanya niat dan nyali untuk mencoba," ucap Rektor.
Sayangnya, tidak banyak lulusan perguruan tinggi yang termotivasi dan memiliki nyali untuk berwirausaha. Padahal di antara mereka yang telah mencoba, sedikit sekali yang mengalami kegagalan, itupun bukan "gagal" sesungguhnya, karena dalam waktu yang tidak terlalu lama kemudian, mereka berhasil menemukan jalan yang benar dan terus menikmatinya.
Rektor mengungkapkan, jumlah pengusaha di Indonesia baru 3,1% dari total jumlah penduduk. Meskipun angka ini telah melewati standard minimal internasional, yaitu 2%, namun jumlah pewirausaha Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara-negara tetangga. Di Singapura, sebanyak 7% dari populasi penduduknya merupakan pewirausaha, atau di Malaysia, jumlah tersebut mencapai 5% dari total penduduk. Di negara-negara maju seperti Singapura, minat untuk berwirausaha relatif lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
"Maka kami berharap lulusan Unsyiah mampu membuka mata dan pikirannya, dengan wawasan yang telah didapatkan selama pendidikan, untuk berkreasi dan berinovasi, serta dibarengi oleh nyali yang berani, sehingga mereka tidak hanya akan menjadi penambah jumlah pengangguran untuk negeri ini," pungkas Rektor.
Pada kesempatan ini juga dilasanakan sambutan motivasi oleh Alumni Unsyiah Dr.dr. Muhammad Yamin, Sp.JP(K) FACC, FSCAI. Serta Kuliah Umum oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen. TNI Doni Monardo.
Di mana Doni Monardo mengajak masyarakat Aceh untuk lebih fokus pada politik kesejahteraan dibandingkan politik kekuasaan. Masyarakat Aceh juga harus peduli dengan kondisi lingkungannya. Selain itu, Doni menghimbau pemuda Aceh untuk bermental tangguh, berani dan mampu survive sehingga bisa bersaing dengan suku-suku lain di Indonesia.
"Jangan takut bersaing, karena Aceh telah membuktikan. Dulu Aceh bisa menyumbang pesawat untuk Indonesia, mudah-mudahan Aceh bisa menyumbangkan pesawat luar angkasa ke depan," ucapnya. (pd/rel)