DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tim dosen Universitas Syiah Kuala (USK) telah memperkenalkan inovasi pakan ternak ramah lingkungan, bernama Green Concentrate Pellet kepada Kelompok Peternak Rezeki Farm di Gampong Lamglumpang, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh.
Kegiatan yang diketuai Dr. drh. Hafizuddin, M.Si merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Produk Teknologi Tepat Guna (PKMBP-TTG) Tahun 2025 yang didanai oleh LPPM USK. Program ini mengusung tema: Pemberdayaan Peternak Melalui Inovasi Pelet Pakan dengan Substitusi Daun Kelor untuk Optimalisasi Kesehatan dan Produktivitas Ternak.
“Melalui Green Concentrate Pellet, kami berharap produktivitas ternak meningkat, biaya pakan menurun, dan pada akhirnya kesejahteraan peternak dapat terangkat,” sebut Hafizuddin.
Inovasi Green Concentrate Pellet dikembangkan melalui kolaborasi antara dua pusat riset unggulan USK, yaitu Pusat Riset Inovasi dan Teknologi Pakan Ternak (PR-ITP) dan Pusat Riset Mekanisasi dan Perbengkelan Pertanian (PUSMEPTAN).
Dosen dan peneliti PR-ITP, Indra Wahyudi, S.Pt., M.Si., menjelaskan bahwa pelet ini dibuat dari bahan baku lokal yang melimpah, seperti daun kelor (Moringa oleifera), dedak padi, dan bungkil kelapa.
“Formulasi ini secara efektif menyeimbangkan kebutuhan nutrisi ternak, meningkatkan efisiensi pakan, sekaligus mendukung praktik peternakan yang berkelanjutan,” jelas Indra.
Ia menambahkan, pendekatan partisipatif diterapkan agar peternak aktif terlibat dalam proses produksi, memastikan adopsi teknologi yang lebih mudah.
Ketua PR-ITP, Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc., menyoroti dampak inovasi ini dari sisi ekonomi dan lingkungan. “Green Concentrate Pellet menjadi alternatif pakan yang ekonomis dan bergizi, yang dapat mengurangi ketergantungan peternak terhadap pakan impor yang mahal. Ini sejalan dengan visi USK untuk mendukung pertanian dan peternakan berkelanjutan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PUSMEPTAN USK, Dr. Muhammad Dhafir, ST, M.Si., menilai kolaborasi lintas bidang ini adalah kunci. “Kami mendorong pemanfaatan mesin dan teknologi pertanian untuk mendukung produksi pakan yang efisien dan aplikatif di lapangan. Sinergi ini merupakan contoh nyata implementasi riset yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Kegiatan ini secara langsung berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG ke-2 (Tanpa Kelaparan) yang menekankan ketahanan pangan, dan SDG ke-15 (Kehidupan di Darat) yang berfokus pada pelestarian ekosistem.
Inisiatif ini sekali lagi mempertegas komitmen Universitas Syiah Kuala sebagai Perguruan Tinggi Berbasis Riset dan SDGs, tidak hanya dalam pengembangan ilmu, tetapi juga dalam menciptakan solusi nyata untuk kemandirian pangan dan kelestarian lingkungan di Aceh.