Wacana Hukum Cambuk Pemain PUBG di Aceh, Ini Tanggapan Lem Faisal
Font: Ukuran: - +
Reporter : Roni
Wakil Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali. [IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Barat Teungku Abdurrani Adian mengusulkan hukum cambuk kepada pemain game daring Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) di Aceh.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali mengapresiasi usulan tersebut.
"Intinya itu sebenarnya bukan pada cambuknya, tapi bagaimana kita MPU itu berharap agar permainan PUBG ini bisa dihentikan bahkan dihilangkan di Aceh," jelas Tgk Faisal Ali saat dihubungi Dialeksis.com, Selasa (27/10/2020).
"Jadi karena selama ini belum ada instruksi apapun menghentikan itu, maka beliau mewacanakan hukum cambuk. Tapi untuk membuat proses sanksi itu kan ada aturan dan ketentuannya. Tapi apa yang dilakukan saya rasa bagus. Sebagai bentuk kepedulian dan kajian mereka kalau game PUBG ini semakin hari semakin berkembang bukan berkurang," tambahnya.
Ulama yang akrab disapa Lem Faisal itu berujar, di MPU Aceh belum ada follow up dalam bentuk aksi berupa sanksi terhadap pemain PUBG. Namun sosialisasi, peringatan, serta pernyataan-pernyataan dari pemerintah terus dilakukan ke masyarakat.
"Salah satu aksi yang kita harapkan itu adanya upaya pemblokiran PUBG di Aceh. Kalau itu diblokir, saya rasa tidak perlu cambuk. Semuanya selesai. Ini yang belum terealisasi. Kita harus ada ikhtiar yang sungguh-sungguh dari pemerintah Aceh dan Kominfo untuk mencapai ke sana," ujar Lem Faisal.
Menurutnya, hal itu bisa dilakukan, yang terpenting ada kemauan. Pihaknya berharap dalam hal ini Kominfo Aceh untuk berjuang bersama-sama agar Aceh bisa bebas dari game PUBG dengan melakukan pemblokiran PUBG.
"Kalau diblokir, manfaatnya lebih banyak. Kenapa harus ada upaya yang maksimal karena kalau kita lihat indeks kemiskinan di Aceh itu tertinggi se-Sumatera. Makanya banyak pekerjaan lain yang semestinya bisa kita lakukan terkait kegairahan dan peningkatan pendidikan serta ekonomi masyarakat kita," jelas Lem Faisal.
"Salah satu yang membuat kita bergelut di dataran paling bawah dalam urusan ekonomi dan kemiskinan, ya karena kelalaian kita sendiri. Akibat produktivitas sedikit, itu makanya PUBG sangat berbahaya dalam konteks Aceh ke depan," pungkasnya.