kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Wali Nanggroe Hadiri Momen Bersejarah, Aceh dan Rusia Kolaborasi dalam Pendidikan

Wali Nanggroe Hadiri Momen Bersejarah, Aceh dan Rusia Kolaborasi dalam Pendidikan

Rabu, 26 Juni 2024 17:15 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Kazan - Tiga perguruan tinggi di Aceh resmi menjalin kerjasama dengan Kazan State Power Engineering University (KSPEU), sebuah universitas terkemuka di Republik Tatarstan, Rusia. 

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini berlangsung pada Rabu (26/6/2024) di Kota Kazan, ibu kota Tatarstan, disaksikan langsung oleh Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar.

Kerjasama ini melibatkan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, dan Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, dengan KSPEU. MoU tersebut ditandatangani oleh Rektor KSPEU Edvard Abdullazyanov bersama dengan rektor dari ketiga perguruan tinggi Aceh tersebut.

“MoU ini sangat penting dalam membangun kolaborasi, pertukaran mahasiswa dan dosen, program beasiswa, serta transfer pengetahuan dan teknologi,” ujar Wali Nanggroe Aceh setelah menyaksikan penandatanganan.

Wali Nanggroe juga menyoroti bahwa kerjasama ini menunjukkan adanya kesamaan sejarah dan politik antara Aceh dan Tatarstan, sebuah wilayah otonom di Rusia yang memiliki kewenangan penuh dalam mengelola pemerintahan sendiri. Kazan, kota tempat MoU ditandatangani, adalah kota terbesar ketiga di Rusia setelah Moskow dan St. Petersburg.

“Aceh dapat belajar dari Tatarstan tentang bagaimana mengelola otonomi khusus dengan baik, termasuk dalam membangun kerjasama pendidikan dengan universitas-universitas internasional,” tambah Wali Nanggroe.

Rektor KSPEU, Edvard Abdullazyanov, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Wali Nanggroe Aceh dan pimpinan universitas-universitas di Aceh atas inisiatif yang telah dijalankan sejak tahun 2022. Menurutnya, hasil dari inisiatif ini telah mulai terlihat melalui penandatanganan MoU ini.

Edvard juga menjelaskan bahwa di Tatarstan, toleransi antara umat Islam, Yahudi, dan Kristen Ortodoks telah terjaga selama ratusan tahun. Semangat ini juga diterapkan di KSPEU, yang didirikan pada tahun 1968 dan memiliki lima fakultas serta tiga puluh program studi, sebagian besar terkait dengan teknik elektro dan mesin.

“Kami telah bermitra dengan banyak industri nasional dan internasional seperti Schneider, Siemens, dan Bosch. KSPEU merupakan salah satu pusat laboratorium penting dalam pengembangan energi listrik dan terbarukan di Rusia,” jelas Edvard.

Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia, Berlian Helmy, yang turut mendampingi delegasi Aceh, menyampaikan apresiasinya kepada Wali Nanggroe atas upaya dalam membangun kerjasama dengan Federasi Rusia. 

Ia berharap MoU ini dapat membuka peluang lebih besar bagi mahasiswa Aceh untuk melanjutkan studi di Kazan.

“Kami merasa terhormat atas sambutan hangat dari pihak KSPEU dan pemerintah Republik Tatarstan. Diharapkan tahun depan semakin banyak mahasiswa Aceh yang melanjutkan pendidikan di Kazan,” ujar Berlian.

Kedatangan delegasi Aceh di Kazan diawali dengan seremoni penyambutan tarian khas Tatarstan dan penghormatan kepada rakyat Tatarstan yang terlibat dalam revolusi pembentukan Uni Soviet. Sebagai tanda persahabatan, Wali Nanggroe juga mengalungkan cinderamata berupa Kerawang Gayo kepada Rektor KSPEU, Edvard Abdullazyanov.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda