kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Warga Aceh Diminta Waspada Pasang Air Laut Fenomena Super Blue Moon

Warga Aceh Diminta Waspada Pasang Air Laut Fenomena Super Blue Moon

Kamis, 31 Agustus 2023 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Sepeda motor melintas saat gelombang tinggi menerpa badan jalan pantai di kawasan pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh, Senin (3/8/2020). (Foto : ANTARA). 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di pesisir Provinsi Aceh untuk waspada terhadap kenaikan pasang air laut atau banjir rob akibat dampak fenomena Super Blue Moon.

“Fenomena Super Blue Moon ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Andi Azhar Rusdin, Kamis (31/8/2023).

Ia menjelaskan Super Blue Moon merupakan fenomena ketika terjadi dua fenomena Super Moon dalam satu bulan. Fenomena ini akan terlihat di Aceh, apabila kondisi cuaca cerah.

“Bisa terlihat di Aceh apabila kondisi cuaca cerah atau tidak hujan,” ujarnya. 

Sementara itu, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Miftahul mengatakan fenomena Super Blue Moon terjadi pada saat bulan purnama bertepatan dengan perigee, yaitu titik orbit bulan saat paling dekat dengan bumi. Pada saat-saat itu, bulan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Biasanya, kata dia, fenomena ini akan meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum untuk beberapa wilayah Indonesia. Namun wilayah Aceh sendiri untuk ketinggian gelombang laut diprediksi masih dalam kategori rendah hingga sedang yaitu sekitar 0,5-2,5 meter. 

“Untuk wilayah perairan dengan potensi gelombang tinggi yang dapat mencapai ketinggian 4 meter atau lebih yaitu perairan Utara Sabang, perairan Barat Aceh dan Samudra Hindia Barat Aceh,” ujarnya.

Untuk prakiraan cuaca di wilayah Aceh, kata dia, untuk tiga hari ke depan secara umum dalam cerah berawan hingga berawan pada pagi hari, namun masih terdapat potensi hujan untuk beberapa wilayah pada siang hingga sore hari. 

“Hal ini terjadi karena adanya gangguan berupa belokan angin yg membentuk daerah perlambatan kecepatan angin. Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Aceh,” ujarnya.

 
Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda