kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / WNA Cina Hilang di Perairan Sigli Belum Ditemukan

WNA Cina Hilang di Perairan Sigli Belum Ditemukan

Selasa, 20 Agustus 2024 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) besar-besaran tengah berlangsung di perairan Sigli setelah seorang kru kapal asal China dilaporkan hilang dalam perjalanan dari Port Klang, Malaysia, menuju Om Soh, Oman. Dokumen untuk dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) besar-besaran tengah berlangsung di perairan Sigli setelah seorang kru kapal asal China dilaporkan hilang dalam perjalanan dari Port Klang, Malaysia, menuju Om Soh, Oman. 

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banda Aceh, Al Hussain, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk menemukan korban dengan segera. 

"Kami akan terus melakukan pencarian dengan segala upaya yang kami miliki. Kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting dalam operasi ini, dan kami berharap dapat menemukan korban secepatnya," ujarnya kepada Dialeksis.com, Selasa, 20 Agustus 2024.

Dalam hal ini, kata Al Hussain, Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banda Aceh menerima laporan insiden ini pada Senin, 19 Agustus 2024, pagi hari pukul 05.30 WIB dari Kapten kapal MV Shunlong. 

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa seorang kru bernama Li Yan Liang, seorang pria berusia 21 tahun dengan paspor China, jatuh ke laut (Man Overboard/MOB) sekitar pukul 22.30 WIB pada tanggal 18 Agustus 2024.

MV Shunlong, sebuah kapal kargo berbendera Panama, dilaporkan sedang dalam pelayaran aktif ketika insiden ini terjadi di koordinat 5°28'40.00"N dan 96°6'56.40"E, sekitar 92,33 kilometer dari pantai dengan arah 97,83° ke arah timur. 

Kapal ini, yang terdaftar dengan nomor IMO 9159646 dan MMSI 352002356, tengah dalam perjalanan lintas samudra ketika kejadian nahas ini menimpa salah satu kru muda asal China tersebut.

Menanggapi laporan ini, Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Banda Aceh segera bergerak ke lokasi kejadian pada pukul 07.00 WIB. 

Tim ini tiba di lokasi kejadian dan langsung melakukan pencarian intensif di sekitar titik koordinat terakhir di mana kru tersebut dilaporkan hilang. Pencarian ini dilakukan berdasarkan peta SAR (Search and Rescue Map) yang telah disusun sebelumnya untuk memaksimalkan area pencarian.

Tidak lama setelah itu, pada pukul 10.00 WIB, Kantor Pencarian dan Pertolongan Banda Aceh mengirimkan kapal penyelamat KN SAR Kresna dari Pelabuhan Ulee Lheue menuju lokasi kejadian guna memperkuat upaya pencarian dan pertolongan yang sedang berlangsung. 

Kapal ini tiba di lokasi pada pukul 13.50 WIB dan segera bergabung dengan Tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai unsur terkait.

Operasi pencarian ini melibatkan berbagai pihak, termasuk KRI Teuku Umar 385 dari TNI AL, Polres Pidie, Polairud Pidie, Pos TNI AL Pidie, serta dukungan dari masyarakat setempat. 

Tim SAR gabungan membagi pencarian menjadi dua SRU (Search and Rescue Unit) untuk memperluas cakupan area. SRU 1 melakukan pencarian dengan KN SAR Kresna 232 dan KRI Teuku Umar 385, mencakup area seluas 80 mil laut. 

Sementara itu, SRU 2 menggunakan satu unit LCR, satu unit Kapal C2 Polairud, dan satu unit speed boat dari Pos TNI AL Pidie untuk menyisir area seluas 5 mil laut.

Operasi pencarian ini tidaklah mudah. Cuaca di lokasi mengalami gerimis ringan dengan kecepatan angin mencapai 10 knot yang bergerak dari barat daya ke timur laut. Kondisi gelombang yang mencapai ketinggian 5 hingga 6 meter juga menambah tantangan bagi tim pencari yang terus berusaha menemukan korban.

Meskipun segala upaya telah dilakukan, hingga pukul 18.00 WIB pada hari pertama pencarian, hasilnya masih nihil. 

"Tim SAR memutuskan untuk melanjutkan pencarian pada esok hari, 20 Agustus 2024, mulai pukul 07.00 WIB, dengan harapan cuaca dan kondisi laut lebih bersahabat," ujarnya.

Operasi pencarian ini melibatkan banyak unsur, termasuk Kantor Pencarian dan Pertolongan Banda Aceh, KRI Teuku Umar 385, Polres Pidie, Polairud Pidie, Pos TNI AL Pidie, Polsek Sigli, Koramil Sigli, Satgas SAR, BPBD Sigli, serta masyarakat sekitar. 

Selain itu, berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) digunakan dalam operasi ini, seperti KN SAR Kresna 232, KRI Teuku Umar 385, kapal C1 Polairud, speed boat dari Pos TNI AL Pidie, rescue car, ambulance, rubber boat, dan perahu nelayan.

Tidak hanya itu, sejumlah alat pendukung seperti GPS, peralatan komunikasi (PalKom), dan peralatan SAR air turut dikerahkan guna mendukung operasi ini. Tim SAR juga dilengkapi dengan responder bag yang siap digunakan dalam situasi darurat.

"Operasi SAR di perairan Sigli ini menjadi salah satu operasi besar yang melibatkan berbagai pihak dan alutsista. Dengan tantangan cuaca yang tidak menentu, tim SAR terus berjuang keras demi menyelamatkan nyawa korban yang hilang. Semua pihak berharap pencarian pada hari kedua akan membuahkan hasil, dan korban dapat ditemukan dalam keadaan selamat. Bagi masyarakat yang memiliki informasi tambahan, diharapkan untuk segera menghubungi Kantor Pencarian dan Pertolongan Banda Aceh melalui nomor darurat 115 atau melalui kontak yang tersedia," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda