kip lhok
Beranda / Advertorial / Akademisi USK Sebut Program Gepeuaman Bisa Jadi Konsep Pertanian Berkelanjutan

Akademisi USK Sebut Program Gepeuaman Bisa Jadi Konsep Pertanian Berkelanjutan

Minggu, 14 Agustus 2022 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Pakar Kesuburan Tanah dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kula (FP USK), Dr Ir Yadi Jufri MP. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Aceh - Pakar Kesuburan Tanah dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kula (FP USK), Dr Ir Yadi Jufri MP, untuk menjaga kesuburan tanah, harus diterapkan konsep ekosistem hutan dimana tidak ada bahan yang keluar dari hutan dengan sistem tertutup. Makdsudnya, semua yang berasal dari tanah harus dikembalikan ke tanah.

"Makanya, kami selaku pakar dalam bidang kesuburan tanah sangat mendukung program Gepeuaman, inovasi yang digagas oleh Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, dalam menjaga dan upaya mengembalikan produktivitas lahan sawah dengan bahan organik," jelas Yadi.

Karena itu, ia berharap Gepeuaman mendapat respons dan dukungan dari kelompok tani dengan cara menjaga dan menjalankan program tersebut secara berkelanjutan pada setiap musim tanam baik musim gadu maupun musim rendengan. 

Sebab, kata Yadi, gerakan tersebut akan memberikan manfaat langsung bagi petani yang melaksanakannya serta membantu usaha pemerintah dalam mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk nonorganik dalam berbagai kegiatan usaha tani.

Bila petani sudah berhasil menerapkan konsep Gepeuman untuk budidaya padi sawah dan komoditas lain, tambah Yadi, berarti petani di Aceh sudah menjalankan konsep pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan organik lokal. 

Dengan demikian, sebut Yadi, petani sudah terlibat secara langsung dalam menjaga kesubururan tanah dan peningkatan produksi padi miliknya, serta menjaga kelestarian lingkungan dari ancaman pencemaran tanah dan air irigasi dari bahan kimia.

Yadi yakin, program ini akan mudah dilaksanakan oleh petani. Sebab, bahan-bahan organik yang dibutuhkan seperti jerami mudah diperoleh di gampong. 

"Jika selama ini petani kita memanfaatkan jerami untuk pakan ternak atau dibakar sawah, maka dengan melaksanakan Gepeuaman, jerami akan berfungsi sebagai pupuk organik yang dapat menggemburkan dan menyuburkan tanah," urai Yadi.

Diketahui, Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Selasa (14/9/2021) meluncurkan kembali Program Gerakan Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah Pra Tanam (Gepeuaman) di Gampong Jumphoih Adan Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie.

Peluncuran Gepeuaman dibuka Bupati Pidie, Roni Ahmad diwakili Asisten I Setda Pidie Samsul Azhar, dihadiri Kepala Distan Pidie Ir Sofyan, Kepala Perwakilan BI Aceh Achris Sarwani, Kepala DLHK Aceh Abdul Hanan, Kepala Dinas Pertanian Aceh drh Rahmandi, sejumlah kepada bidang, kepala UPTD Lingkup Distanbun Aceh, penyuluh pertanian, pengamat hama lapangan, dan lainnya.

Bupati Pidie, Roni Ahmad, yang diwakili Asisten I Setdakab Pidie, Drs Samsul Azhar, dalam sambutannya saat meluncurkan Gerakan Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah Pra Tanam (Gepeuaman), mengatakan, Kabupaten Pidie memiliki luas lahan sawah produktif 24.000 hektare (Ha) lebih yang tersebar mulai dari pinggir pantai sampai ke pegunungan dengan kondisi berbeda-beda.

Pemkab dan masyarakat Pidie mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh atas perhatian dan bantuannya kepada petani di Pidie terlebih pada masa Pandemi Covid-19 sekarang ini.

"Kita berharap Gepeuaman yang dilaksanakan di Kecamatan Mutiara Timur ini dapat menjadi contoh, uji coba, dan aplikasi teknologi dalam rangka memperbaiki sifat-sifat fisik dan kandungan hara tanah yang terindikasi mulai rusak," jelas Samsul Azhar.

Ia juga mengharapkan agar uji aplikasi ini dapat membawa dampak dan pengaruh nyata, sehingga ke depan ada penambahan volume kegiatan untuk dicoba ke kecamatan lain. 

"Perlu juga kami sampaikan bahwa alam Kabupaten Pidie selain cukup adaptif dengan komiditi pangan, juga respons terhadap hortikultura lainnya," ungkapnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda