kip lhok
Beranda / Berita / AMSI Aceh Gelar Webinar Tingkatkan Literasi Berita Melawan Mis/Disinformasi

AMSI Aceh Gelar Webinar Tingkatkan Literasi Berita Melawan Mis/Disinformasi

Sabtu, 04 September 2021 21:40 WIB

Font: Ukuran: - +

Banner kegiatan pelatihan literasi berita yang digagas oleh AMSI, Google News Initiative, dan CekFakta.com selama bulan September 2021. 

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Aceh menggelar webinar bagi jurnalis, mahasiswa selama dua hari Jumat dan Sabtu (3-4/9/2021). 

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan literasi berita untuk publik sebagai upaya memperkuat pengetahuan dan keterampilan publik mengatasi mis/disinformasi.

Webinar ini merupakan upaya AMSI melalui dukungan Google News Initiative (GNI) berkolaborasi dengan CekFakta.com untuk Publik agar bisa memilih dan memilah informasi media sebagai pembanding informasi untuk melawan hoaks.

Ketua AMSI Aceh, Maimun Saleh dalam sambutan pembukaan mengatakan, webinar literasi berita ini digelar AMSI untuk melawan misinformasi dan disinformasi sebagai bagian dari tanggung jawab jurnalisme terhadap kepentingan publik.

Ditambahkan, peran media diperlukan sebagai clearing house untuk menyaring banyaknya mis/disinformasi yang beredar di media sosial. 

“Literasi berita (news literacy) meliputi penguatan pengetahuan tentang peran dan manfaat media massa di masyarakat serta cara kerja media. Literasi ini juga mencakup penguasaan keterampilan dan pengetahuan seputar produksi dan diseminasi informasi, mulai dari menganalisis dan mengevaluasi pesan media hingga memahami mekanisme kerja industri media,” ujar Maimun Saleh.

Literasi berita ini, kata Maimun, sangat penting agar masyarakat lebih kritis dalam menerima informasi. Dengan demikian, para jurnalis dan pemilik perusahaan media juga terpacu untuk meningkatkan pemberitaan yang sesuai dengan kaidah jurnalistik. 

Pemateri pada hari pertama diisi oleh Yuswardi Ali Suud yang memaparkan tentang dampak media sosial untuk pemahaman publik mengenai Informasi.

Menurut Yuswardi, informasi yang tersebar di media sosial membutuhkan pengujian dengan cara mengecek situs dan memeriksa kualitas artikel. Ini bisa juga dilakukan dengan membandingkan dengan konten terkait yang ada di media mainstream.

Langkah selanjutnya adalah dengan memanfaakan aplikasi google images dengan melakukan drag and drop untuk mengunggah foto. 

Dari hasil penelusuran dengan menggunakan reverse image pada Google, akan ditemukan foto identik pada situs lain yang sesuai dengan foto yang diuload di google images.

“Kita harus selalu melakukan double check ketika mendapatkan informasi yang tidak jelas sumbernya,” kata Yuswardi.

Selain itu, platfrom jurnalisme sangat mementingkan faktualitas dan verifikasi informasi. Karena ini merupakan jantung jurnalisme dan pemeriksaan fakta dalam organisasi media menjadi suatu kelaziman. 

“Jurnalis berkomitmen tinggi kepada kebenaran sehingga apapun yang ia sampaikan kepada masyarakat yang mengakses informasi merupakan informasi yang telah terverifikasi,” papar Yuswardi Ali Suud. 

Sementara pada hari kedua, Syamsul Arifin dari AMSI Jawa Timur yang mempresentasikan taa cara mengenali jurnalisme yang mengabdi untuk publik.

Selain itu, Syamsul juga mempresentasikan tentang algoritma media sosial, khususnya Facebook.

“Algoritma ini penting sekali dipelajari untuk memudahkan kita mengenali, mengklasisifikasi informasi yang beredar di media sosial,” pungkas Syamsul Arifin. (*)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda