Begini Cara Kominfo Gaet Anak Muda Ikut Terlibat pada Pemilu Serentak 2024
Font: Ukuran: - +
Reporter : Zulkarnaini
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar sosialisasi pemilihan serentak 2024 dengan sasaran para pemilih muda. Adapun kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu dan meningkatkan kualitas Pemilu 2024.
Seperti diketahui, kualitas demokrasi Indonesia menjadi salah satu tolok ukur pembangunan nasional di bidang politik, hukum, dan keamanan. Namun, hingga saat ini masih banyak tantangan praktik demokrasi yang perlu dibenahi untuk meningkatkan kualitas bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia.
Menjelang Pemilu, terungkap peredaran informasi yang sifatnya merusak, memecah belah, mengelompokkan, dan mengkotak-kotakkan masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah perlu hadir dengan memperkuat karakter dan mental bangsa berdasarkan falsafah Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kansong mengatakan, sosialisasi Pemilihan Serentak 2024 diprioritaskan pada wilayah atau provinsi yang memiliki partisipasi pemilih endah sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh KPU.
Sedangkan sebagai sasaran target komunikasi atau audiens pada sosialisasi Pemilihan Serentak 2024 adalah generasi muda atau pemilih muda. Oleh karena itu, lokasi - lokasi tempat penyelenggaraan sosialisasi juga disesuaikan, salah satunya adalah di perguruan tinggi atau kampus.
"Sumatera Utara dan Sumatera Barat misalnya, data partisipasinya rendah. Kita gelar kegiatan untuk meningkatkan antusiasme dan partisipasi masyarakat, terutama generasi muda atau pemilih muda untuk turut aktif dengan menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Serentak 2024 mendatang," kata Usman dalam keterangan tertulis, Senin (25/9/2023).
"Kita berharap teman-teman gen Y dan gen Z bisa menjadi influencer, bisa menjadi agen menyampaikan temannya di universitas lain dan keluarganya. Semua ikut terlibat dalam peningkatan partisipasi pemilih di Pemilu 2024," imbuhnya.
Lebih lanjut, Usman mengatakan pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi peningkatan partisipasi Pemilu 2024 melalui berbagai kanal, yakni media sosial, media online, media cetak, elektronik, media tatap muka, hingga media luar ruang.
Untuk lebih menjangkau target pemilih muda, Kominfo juga melibatkan anak-anak muda sebagai narasumber seperti influencer, musisi, serta pegiat media sosial dalam sosialisasi.
"Kami selalu berkolaborasi tokoh anak muda, KPU dan Bawaslu. Bersama - bersama mengajak masyarakat, pemilih muda untuk jangan golput di Pemilihan Serentak 2024. Ayo Memilih Untuk Indonesia," ucapnya.
Pemilih Muda
Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2024 yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, jumlah total pemilih di Pemilu 2024 mencapai 204.807.222. Jumlah tersebut terbagi menjadi beberapa kategori berdasarkan generasi dan umur.
Untuk Pre Boomer atau pemilih dengan tahun lahir sebelum 1945 sebanyak 1,74 persen, baby boomer (1946 - 1964) sebanyak 13,73 persen, genereasi X atau gen X (1965-1980) sebanyak 28,07 persen, generasi milenial (1981-1996) sebanyak 33,60 persen serta generasi Z (1997-2009) sebanyak 22,85 persen. Dari persentase pemilih berdasarkan generasi dan umur, pemilih pada Pemilu 2024 didominasi oleh pemilih muda yang berusia 17 - 40 tahun atau generasi milenial dan generasi Z, dengan persentase kurang lebih 52 persen dari total pemilih di Indonesia.
Banyaknya pemilih muda dalam Pemilu 2024 menjadi tantangan baik bagi penyelenggara Pemilu. Tantangan ini meliputi tingkat pengetahuan dan pemahaman pemuda terhadap politik yang dinilai masih rendah, serta kemungkinan maraknya hoaks di media sosial.
Wilayah Partisipasi Rendah
Terkait wilayah, pada pelaksanaan Pemilu tahun 2019 ditetapkan target nasional pemilih sekitar 77,5%. Faktanya, partisipasi pada Pemilihan Presiden 2019 sekitar 81,97% dan pada Pemilihan Legislatif sekitar 81,69%. Oleh karena itu, tren peningkatan partisipasi pemilih diharapkan dapat terus meningkat pada penyelenggaraan Pemilu selanjutnya (2024).
Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan, wilayah dengan Prosentase Partisipasi Masyarakat rendah antara lain, provinsi Sumatera Utara 78,03 persen, Sumatera Barat 78,98 persen, Provinsi Maluku 79,30 persen, Provinsi Kalimantan Utara 79,81 persen, dan Provinsi Kalimantan Tengah 79,95 persen.