HMI FEB Unsyiah Gelar SAHABAD
Font: Ukuran: - +
Acara SAHABAD dibuka oleh Plt Gubernur Aceh yang diwakili oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh Mardinur di Aula Fakultas Ekonomi Unsyiah, Jumat (21/02/2020). [Foto: Diskominfo Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsyiah untuk pertama kalinya menyelenggarakan sebuah even yaitu Said Hasan Ba’abud (SAHABAD) Festival. Acara ini dibuka oleh Plt Gubernur Aceh yang diwakili oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh Mardinur di Aula Fakultas Ekonomi Unsyiah, Jumat (21/02/2020).
Nama Said Hasan Ba’abud sendiri diambil dari nama salah seorang tokoh pelopor HMI di Aceh.
“Said Hasan Ba’abud sendiri merupakan alumni dari ekonomi pembangunan FEB Unsyiah, dan ia juga menjadi ketua pertama HMI yang dibentuk pada tanggal 2 Februari 1960 ini,” jelas Naufal Siregar selaku Ketua Umum HMI FEB Unsyiah.
SAHABAD Festival yang berlansung selama empat hari terhitung mulai tanggal 19-22 Februari 2020 ini mengangkat tema“Bekerjasuka dharma membangun Darussalam sejahtera”.
“Acara SAHABAD Festival ini juga nantinya akan diadakan setiap tahun oleh HMI,” ujar Muhammad Azwar sebagai ketua panitia pelaksana SAHABAD Festival tahun 2020 kali ini.
Adapun beberapa agenda yang juga diselenggarakan dalam acara ini yaitu diskusi publik, talkshow, seminar dan expo bazaar.
Salah satu rangakaian kegiatannya berupa diskusi publik yang diselenggarakan pada Kamis 20 Februari 2020 lalu mengusung tema“Eksplorasi Migas Aceh Arun Jilid II”. Alasan di usungnya tema tersebut yaitu mahasiswa dan masyarakat harus tahu dan juga berpedoman dengan kejadian Arun dahulu.
Saat masa-masa berjayanya Arun, terjadinya dua ketimpangan sosial; pertama ya itu kesejahteraan untuk para masyarakat dalam kompleks dan kedua ketimpangan ekonomi bagi masyarakat luar kompleks.
“Kita berharap semoga hasil dari migas ini dapat diterima dan dirasakan oleh masyarakat di Aceh dengan cara semua steakholder harus mendukung itu termasuk kita sebagai mahasiswa.
Maka dengan adanya diskusi ini kita sebagai agent of control dapat melakukan pengawasan terhadap migas tersebut agar tidak terulangnya kasus-kasus yang sama seperti kasus yang terjadi di Arun,” jelas Martunis selaku penanggungjawab acara diskusi publik.
Diskusi publik ini mendatangkan beberapa narasumber penting seperti Kadis ESDM Provinsi Aceh Mahdinur, Anggota DPR Aceh Ihsanuddin, Dr. Muhammad IrhamS.Si, M.Si dari Akademisi Unsyiah dan Muhammad Mulyawan, Kepala Divisi Perencanaan Evaluasi dan Pengembangan Lapangan.
Acara ini juga mendapat dukungan dari Diskominfo dan Sandi Aceh, Humas Protokol Sekda Aceh, Dinas SDM, dan para alumni HMI yang sekarang berprofesi sebagai birokrasi dan akademisi Unsyiah. (dka)