IDI: Rumah Sakit Sudah Kolaps Fungsional
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua Tim Mitigasi Pengurus BesarIDI Adib Khumaidi menyebutkan di tengah lonjakan kasus Covid-19 rumah sakit dan tenaga kesehatan mengalami functional collapse. Menurutnya kondisi ini terjadi karena banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, hingga meninggal dunia, dan juga adanya kekurangan obat dan alat kesehatan sehingga mempengaruhi pelayanan pada pasien.
"Kalau saya bicara sebagai orang yang bekerja dalam kebencanaan, kondisi yang ada saat ini pada rumah sakit dan tenaga kesehatan adalah functional collapse, kita tidak mengalami structure collapse melainkan functional. Perlu ada upaya yang dilakukan, ini baru permasalahan di hilir," kata Adib, Jumat (9/7/2021).
Dia mengatakan jumlah ini masih belum semuanya terungkap, karena tidak semua tenaga kesehatan yang sakit dilaporkan kepada Tim Mitigasi. Dengan begitu jumlah dokter ataupun tenaga kesehatan yang terpapar dan meninggal dunia jumlahnya bisa lebih besar dibandingkan angka yang dilaporkan.
"Kami ingatkan anggota IDI tolong sampaikan jangan sembunyikan, jangan tidak laporkan. Minimal laporkan pada ketua di daerahnya. Ini menjadi koreksi buat kami juga, jadi tolong kalau ada yang sakit ngomong, kita juga mendorong temen2 di mitigasi untuk mencari dan menyalurkan bantuan," kata dia.
Adib juga memaparkan ketika kasus di Kudus, Jawa Tengah melonjak drastis, ada sebanyak 813 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 dan 70 orang di antaranya dokter. Dari jumlah tersebut yang dirawat ada sekitar 200 orang baik isolasi mandiri ataupun di rumah sakit karena kondisi berat. Hal ini pun berpengaruh pada kondisi di lapangan.
Selain itu, di Yogyakarta ada 167 dokter yang terpapar, yang sebagian besar melakukan isoman dan ada beberapa sakit kritis dan meninggal dunia. Hal ini juga terjadi di daerah lainnya yang mengalami lonjakan kasus, seperti Jawa Barat, Banten, dan Jakarta.
Saat ini Tim Mitigasi IDI dan beberapa organisasi masyarakat juga bekerja sama untuk mendukung tenaga kesehatan, seperti mencarikan obat dan RS rujukan bahkan kemudian mencarikan alat.
"Ini kondisi yang menjadi luar biasa karena kebutuhan saling mendukung dan berkoordinasi penting saat ini, tidak bisa lagi sendiri," kata Adib.
Pada Juli 2021 saja, sudah ada 35 dokter yang meninggal akibat Covid-19. Jumlah dokter yang wafat akibat virus ini terjadi seiring dengan lonjakan kasus yang terjadi belakangan ini. Hingga 8 Juli, IDI mencatat total ada 458 orang dokter yang meninggal dunia.
"Yang perlu menjadi perhatian setelah puncak Januari kita sudah turun angka kematian dokter. Januari korban dokter meninggal 65 orang, Februari 31 orang, Maret 16 orang, April 8 orang, Juni 38 orang meningkat hampir 7 kali lipat. Sekarang Juli baru tanggal 9 sudah 35 orang meninggal," kata Adib
Dia juga mengatakan di beberapa daerah terutama Jawa Timur terutama di Surabaya, banyak dokter yang kini terpapar Covid-19. Berdasarkan catatan IDI di Surabaya saja ada 124 dokter yang sakit dan tengah menjalani isolasi mandiri, namun ada pula yang harus dirawat karena kondisi kritis.[CNBC Indonesia]