Rabu, 02 April 2025
Beranda / Berita / Investasi di Aceh Barat Terancam, Akademisi: Perbaiki Komunikasi

Investasi di Aceh Barat Terancam, Akademisi: Perbaiki Komunikasi

Kamis, 27 Maret 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Teuku Umar, Yuhdi Fahrimal, S.I.Kom., M.I.Kom. Foto: Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Akademisi dan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Teuku Umar, Yuhdi Fahrimal, S.I.Kom., M.I.Kom, mengatakan bahwa iklim investasi yang sehat merupakan kunci utama bagi pertumbuhan ekonomi di Aceh Barat dan wilayah sekitarnya. 

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, terjadi dinamika komunikasi antara pihak perusahaan dan pemerintah daerah yang berpotensi menghambat investasi. 

Menurut Yuhdi Fahrimal, miskomunikasi sering kali menjadi pemicu utama ketidaksepahaman antara pemerintah daerah dan pihak perusahaan. 

"Sebenarnya, jika komunikasi berjalan dengan baik, maka berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada, baik di pihak perusahaan maupun pemerintah daerah, dapat disatukan dengan semangat ukhuwah dan kebersamaan,” ujarnya kepada Dialeksis (26/03/2025).

Ia menekankan bahwa media komunikasi harus dibangun secara efektif sehingga pemerintah daerah dan perusahaan dapat duduk bersama untuk mencari solusi terbaik. 

“Bukan hanya persoalan Corporate Social Responsibility (CSR) yang harus menjadi perhatian, tetapi juga bagaimana menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan perusahaan ke depan,” tambahnya.

Yuhdi Fahrimal menyoroti pentingnya peran perusahaan dalam mengembangkan tenaga kerja lokal. Ia menilai bahwa perusahaan yang beroperasi di Aceh Barat perlu berkontribusi dalam mencetak tenaga kerja yang terampil, sehingga mereka bisa menjadi generasi penerus dalam dunia industri.

“Perusahaan harus melihat ini sebagai investasi jangka panjang. Jika mereka mampu membangun kaderisasi tenaga kerja lokal yang ahli, maka keberlanjutan perusahaan juga akan lebih terjamin,” jelasnya.

Di sisi lain, jika konflik komunikasi terus berlanjut, maka dampaknya bisa sangat merugikan bagi iklim investasi di Aceh secara keseluruhan. 

"Ketegangan komunikasi ini jika dibiarkan dapat mereduksi kepercayaan publik ke titik terendah. Akibatnya dapat mengancam masa depan investasi di Aceh Barat,” kata Yuhdi.

Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Mualem-Dek Fadh sangat menginginkan agar investasi di daerah ini berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, Yuhdi Fahrimal berharap agar berbagai pihak dapat menahan diri dan tidak melakukan aksi-aksi yang dapat memperburuk situasi.

“Kita meminta kepada semua pihak untuk cooling down dan mencari solusi terbaik. Bupati Aceh Barat sebagai pemimpin daerah tentu memiliki harapan besar agar investasi dapat tumbuh dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa kejadian-kejadian yang telah terjadi hendaknya dijadikan pembelajaran agar ke depan komunikasi antara pemerintah daerah dan perusahaan semakin baik.

“Harapan kita adalah bagaimana membangun kontrak sosial yang konstruktif, di mana pemerintah memberikan kenyamanan bagi investor dan investor juga berkontribusi bagi pembangunan daerah,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI