kip lhok
Beranda / Berita / Jumlah Kecelakaan Selama Lebaran 2024 Diklaim Korlantas Polri Menurun

Jumlah Kecelakaan Selama Lebaran 2024 Diklaim Korlantas Polri Menurun

Sabtu, 13 April 2024 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 (Foto: ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mengeklaim jumlah kecelakaan lalu lintas selama arus mudik dan balik Lebaran 2024 sejauh ini mengalami penurunan 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Yakni dari 2.159 menjadi 1.835 kasus.

“Secara nasional, kecelakaan lalu lintas ini ada penurunan dari 2.159 turun menjadi 1.835 atau turun 15 persen,” kata Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan di Jakarta, Jumat (12/4/2024).

Korban meninggal juga mengalami penurunan 3 persen, dari 291 menjadi 281 orang. Adapun korban luka berat mengalami kenaikan 13 persen, dari 281 menjadi 317 orang; sementara korban luka ringan turun dari 3.036 menjadi 2.424 orang. 

“Itu kita bandingkan masa arus mudik dan balik tahun 2023,” ujar Aan.

Dia menjelaskan, jenis kecelakaan yang paling banyak terjadi pada Idul Fitri 1445 Hijriah ini adalah tabrakan depan-depan, yakni sebanyak 433 kejadian. Selanjutnya jenis tabrakan depan-belakang sebanyak 379 kejadian.

“Depan belakang ini artinya tidak menjaga jarak, bisa juga mengantuk, menabrak. Tidak antisipatif,” katanya.

Sementara itu, kecelakaan tunggal tercatat sebanyak 342 kejadian. Kecelakaan tunggal tersebut, papar Aan, kemungkinan terjadi karena pengendara kelelahan atau tertidur (micro-sleep).

Lebih lanjut, Korlantas Polri mencatat jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan didominasi oleh sepeda motor, yakni sebanyak 73 persen. Disusul kendaraan angkut orang atau bus (12 persen), kendaraan angkutan barang (10 persen), mobil pribadi (2 persen), dan lainnya (3 persen).

“Yang tertinggi ada di wilayah Polda Jawa Timur, kemudian Polda Jawa Tengah, Polda Metro, Polda Sulawesi Selatan, dan Polda Bali. Itu lima terbesarnya,” kata Aan.

Jika dilihat dari modelnya, kecelakaan yang terjadi mayoritas dipengaruhi oleh tingkat kelelahan, maka itu Aan mengimbau pengendara untuk memastikan kesehatannya dalam kondisi prima.

“Jangan sekali-kali memaksa untuk terus berjalan berkendaraan mengemudi pada saat konsentrasi sudah berkurang, sudah kelelahan, harus istirahat,” kata dia. (Republika)

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda