kip lhok
Beranda / Berita / Kemenkes: Varian Mu Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Varian Mu Belum Ada di Indonesia

Senin, 06 September 2021 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Ilustrasi [Foto: Shutterstock]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim mutasi virus SARS-CoV-2 B.1.621 atau yang dikenal varian Mu belum teridentifikasi di Indonesia. Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia, dan saat ini disebut-sebut sudah menyebar di beberapa kawasan negara seperti di Eropa dan juga Amerika Selatan.

Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menegaskan, hasil pemeriksaan spesimen menggunakan metode Whole Genome Sequence (WGS) yang dilakukan pemerintah sejauh ini belum menunjukkan adanya sebaran varian Mu di Tanah Air.

"Belum ada ya [di Indonesia]. Tapi sudah ada 39 negara yang melaporkan adanya varian ini, terutama di Amerika Selatan dan Eropa, sehingga kita tetap waspada terhadap adanya mutasi atau varian baru ini," kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (6/9).

Nadia mengatakan, pemerintah saat ini terus berupaya mengawasi pintu masuk di udara dan laut guna meminimalkan persebaran varian-varian baru ke Indonesia. Ia menyebut pemerintah juga bakal memperkuat pemeriksaan WGS guna lekas mengidentifikasi varian baru.

"Juga dengan memperkuat pintu masuk negara, khususnya untuk WNI/WNA yang punya riwayat perjalanan ke Ecuador atau Colombia," kata dia.

Lebih lanjut, Nadia sekaligus menginformasikan bahwa varian Mu ini sudah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai 'Variant of Interest (VoI)' yang saat ini tengah diamati para peneliti global untuk dapat menarik kesimpulan bahwa varian Mu memang lebih bersifat infeksius dari varian original lainnya.

VoI merupakan kategori varian yang memiliki genom dengan mutasi yang menyebabkan perubahan asam amino yang terkait dengan kepekaan alat tes, telah terdeteksi di banyak negara, hingga teridentifikasi menyebabkan penularan pada komunitas.

"Ini masih digolongkan VoI, artinya varian yang perlu dikaji lebih lanjut lagi terkait apakah memberikan dampak dalam populasi, terkait penularan dan tingkat laju penularannya," ujar Nadia.

WHO sebelumnya menyebut berdasarkan riset awal, varian Mu disebut lebih kebal vaksin. Varian ini pertama kali terdeteksi di Kolombia pada awal tahun lalu dan kini sudah menyebar ke 40 negara. Varian ini sudah menyebar hingga ke Amerika Serikat, beberapa bagian Eropa dan Amerika Selatan, termasuk Jepang.

Kendati demikian, sejumlah pakar menyatakan penduduk tidak perlu khawatir dengan varian Mu karena tidak seperti varian Delta. Sebab infeksi varian ini hanya menyumbang sebagian kecil dari seluruh kasus global. (CNN Indonesia)

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda