kip lhok
Beranda / Berita / Kemiskinan di Perkotaan Makin Subur

Kemiskinan di Perkotaan Makin Subur

Senin, 26 Juli 2021 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Satu tahun pandemi korona memberikan perubahan pada wajah kemiskinan di Indonesia. Tingkat kemiskinan di perkotaan menembus angka tertinggi, setidaknya dalam lima tahun terakhir.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap, jumlah orang miskin pada Maret 2021 mencapai 27,5 juta orang, tumbuh 4,2 persen ketimbang Maret 2020. Sebagian besar orang miskin berada di perkotaan, walaupun selisihnya dengan di perdesaan makin menyempit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Tampaknya pandemi lebih berpengaruh terhadap masyarakat perkotaan. Di wilayah ini, tingkat kemiskinan mencapai 7,9 persen, angka tertinggi setidaknya dalam lima tahun terakhir. Sementara tingkat kemiskinan di perdesaan 15,4 persen, masih lebih rendah dibandingkan kondisi Maret 2018.

Kemiskinan meningkat seiring kenaikan garis kemiskinan yang terutama diakibatkan oleh perubahan harga. Secara total, garis kemiskinan Maret 2021 mencapai Rp489.848, naik 3,8 persen dari Maret 2020. Masyarakat dengan pengeluaran per orang per bulan di bawah garis kemiskinan, termasuk kategori miskin.

Kemiskinan tumbuh di perkotaan lazimnya dipicu oleh komponen makanan. Dalam lima tahun terakhir, kenaikan komponen tersebut secara konsisten selalu berada di atas komponen non makanan.

Sebaliknya di perdesaan, perkembangannya berfluktuasi. Maret tahun ini (dibandingkan Maret 2020), kenaikan garis kemiskinan komponen non makanan lebih besar dari makanan. Kadang kala kenaikan komponen makanan lebih tinggi.

Bagi masyarakat kota, stabilitas harga makanan menjadi penting. Di tengah himpitan pandemi yang belum usai, pendapatannya tertekan seiring dengan lesunya perekonomian, sementara harga makanan terus naik.[Lokadata]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda